Surah Ar-Rahman Ayat 26-30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Ar-Rahman Ayat 26-30

Pecihitam.org – Kandungan Surah Ar-Rahman Ayat 26-30 ini, menerangkan bahwa semua yang ada di bumi dan di langit akan rusak binasa dan yang kekal hanyalah Zat Allah yang Mahabesar dan Mahamulia. Dialah yang tetap hidup selamanya dan tidak akan mati.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Oleh karena itu manusia jangan terpesona dengan kenikmatankenikmatan yang ada di dunia, sebab semuanya akan punah dan lenyap, manusia akan dimintakan pertanggungjawaban atas segala nikmat yang telah diperolehnya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Ar-Rahman Ayat 26-30

Surah Ar-Rahman Ayat 26
كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٍ

Terjemahan: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.

Tafsir Jalalain: (Semua yang ada di bumi itu) yakni semua makhluk hidup yang ada padanya (akan binasa) akan mati; di sini diungkapkan semua makhluk hidup dengan memakai kata Man, karena memprioritaskan makhluk yang berakal.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitahukan bahwa seluruh penghuni bumi akan pergi dan mati secara keseluruhan. Demikian halnya dengan penghuni langit, kecuali yang dikehendaki Allah Ta’ala. Dan tak ada seorangpun yang tersisa selain Wajah Allah Yang Mahamulia.

Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahasuci, tidak akan mati dan akan tetap hidup selamanya. Qatadah mengatakan: “Allah memberitahu apa yang Dia ciptakan, lalu memberitahukan bahwa semuanya itu akan binasa.” Dan dalam do’a ma’tsur juga disebutkan:

“Yaa hayyu yaa qayyuumu yaa badii’as samaawaati wal ardli yaa dzal jalaalio wal ikraam laa ilaaha illaa anta birahmatika nastaghiitsu ashlih lanaa sya’nanaa kulluhu, wa laa takilnaa ilaa anfusinaa tharfata ‘aiin, wa laa ilaa ahadin min khalqika.” (Wahai Rabb yang Mahahidup, wahai Rabb Yang Mahaberdiri, wahai Rabb Yang Menciptakan langit dan bumi, wahai Rabb Yang Mempunyai keperkasaan dan kemuliaan. Tidak ada Ilah (yang haq) melainkan hanya Engkau semata. Dengan rahmat-Mu kami memohon pertolongan. Perbaikilah seluruh keadaanku secara keseluruhan, dan janganlah Engkau bebankan (urusan) kami pada diri kami sendiri atau kepada salah seorang dari makhluk-Mu.)

Asy-Sya’bi mengemukakan: “Jika engkau membaca kullu man ‘alaihaa faan (semua yang ada di bumi akan binasa),

Tafsir Kemenag: Ayat-ayat ini menerangkan bahwa semua yang ada di bumi dan di langit akan rusak binasa dan yang kekal hanyalah Zat Allah yang Mahabesar dan Mahamulia. Dialah yang tetap hidup selamanya dan tidak akan mati. Oleh karena itu manusia jangan terpesona dengan kenikmatankenikmatan yang ada di dunia, sebab semuanya akan punah dan lenyap, manusia akan dimintakan pertanggungjawaban atas segala nikmat yang telah diperolehnya.

Baca Juga:  Surah Qaf Ayat 41-45; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman Allah: Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenangNya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (al-Qasas/28: 88).

Tafsir Quraish Shihab: Semua yang ada di muka bumi akan binasa, kecuali Allah yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Surah Ar-Rahman Ayat 27
وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ

Terjemahan: “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Tafsir Jalalain: وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ (Dan tetap kekal Zat Rabbmu) yakni Zat-Nya ذُو ٱلۡجَلَٰلِ (Yang mempunyai kebesaran) atau keagungan وَٱلۡإِكۡرَامِ (dan kemuliaan) Yang Maha Dermawan kepada orang-orang mukmin dengan melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: maka janganlah engkau diam sehingga membaca وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ (dan tetap kekal wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan). Ayat tersebut sebagaimana firman Allah yang lain: kullu syai-in haalaka illaa wajhah (segala sesuatu itu akan binasa kecuali Wajah-Nya (Allah) (al-Qashash: 88).

Dalam ayat yang mulia di atas, Allah Ta’ala telah menyifati diri-Nya sebagai Rabb yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Artinya, Dia memang berhak untuk dibesarkan, sehingga tidak boleh didurhakai; dan ditaati sehingga tidak boleh ditentang.

Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Yang dimaksud dengan ‘dzul jalaali wal ikraam’ adalah Yang memiliki keagungan dan kebesaran.”

Tafsir Kemenag: Ayat-ayat ini menerangkan bahwa semua yang ada di bumi dan di langit akan rusak binasa dan yang kekal hanyalah Zat Allah yang Mahabesar dan Mahamulia. Dialah yang tetap hidup selamanya dan tidak akan mati.

Oleh karena itu manusia jangan terpesona dengan kenikmatankenikmatan yang ada di dunia, sebab semuanya akan punah dan lenyap, manusia akan dimintakan pertanggungjawaban atas segala nikmat yang telah diperolehnya.

Firman Allah: Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenangNya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (al-Qasas/28: 88).

Tafsir Quraish Shihab: Semua yang ada di muka bumi akan binasa, kecuali Allah yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Surah Ar-Rahman Ayat 28
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Terjemahan: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Tafsir Jalalain: فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)..

Tafsir Ibnu Katsir: Ketika Allah Ta’ala memberitahukan tentang persamaan penghuni bumi secara keseluruhan dalam hal kematian dan bahwasannya mereka semua akan menuju ke alam akhirat, maka Dia akan memberikan keputusan terhadap mereka dengan berdasarkan pada hukum-Nya yang adil, maka Dia pun berfirman: فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (maka, nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?).

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 66-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah menantang jin dan manusia agar mengungkapkan nikmat-Nya yang mereka dustakan. Cobalah mereka bayangkan, tidaklah kebinasaan itu melainkan merupakan pintu bagi kehidupan yang kekal. Apabila tidak ada yang mati, maka akan terhalanglah kehidupan di akhirat.

Lihatlah kehidupan manusia, apabila mereka beranak terus sepanjang masa, tidak ada yang mati, maka akan penuhlah bumi ini dengan manusia sehingga binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makanan tidak akan mencukupi keperluannya lagi dan akhirnya tidak ada jalan lagi bagi mereka kecuali sedang membunuh sesamaanya yang akhirnya dunia ini akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Lalu, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?

Surah Ar-Rahman Ayat 29
يَسۡـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِى شَأۡنٍ

Terjemahan: “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.

Tafsir Jalalain: َسۡـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya) baik melalui ucapan mereka atau pun perbuatan mereka, yaitu meminta apa-apa yang mereka perlukan berupa kekuatan untuk menjalankan ibadah, rezeki, ampunan dan lain sebagainya. كُلَّ يَوۡمٍ (Setiap hari) setiap waktu هُوَ فِى شَأۡنٍ (Dia dalam suatu perkara) yaitu perkara yang hendak dilahirkan-Nya sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya sejak zaman Azali antara lain, menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan, memberikan kecukupan, memiskinkan, mengabulkan doa dan memenuhi yang meminta.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman-Nya lebih lanjut: يَسۡـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِى شَأۡنٍ (semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan). Yang demikian itu merupakan pemberitahuan tentang ketidakbutuhan diri-Nya terhadap pihak lain, dan butuhnya pihak lain –yaitu makhluk- kepada-Nya dalam segala kesempatan. Mereka meminta kepada-Nya melalui ucapan dan perbuatan dan bahwasannya setiap hari, Dia selalu dalam kesibukan.

Mengenai firman-Nya: كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِى شَأۡنٍ (setiap saat Dia berada dalam kesibukan). Al-A’masy berkata dari Mujahid, dari ‘Ubaidah bin ‘Umair, ia mengatakan: “Di antara kesibukan-Nya adalah mengabulkan doa orang yang berdoa atau memberi orang yang meminta, menggembirakan orang yang sengsara, dan menyembuhkan orang yang sedang sakit.”

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 22-23; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Qatadah menyebutkan: “Dia sama sekali tidak membutuhkan penghuni langit maupun penghuni bumi, Dia menghidupkan orang hidup dan mematikan orang mati, memelihara anak kecil, membebaskan tawanan. Dan Dia menjadi tumpuan orang-orang yang shalih dalam memenuhi kebutuhan mereka serta menjadi tujuan pengaduan mereka.”

Tafsir Kemenag: Allah senantiasa menghidupkan dan mematikan, serta memberi rezeki, memuliakan dan menghinakan, memberi sakit dan menyembuhkan, menyuruh dan melarang, mengampuni dan menghukum, mengasihi dan memarahi terhadap makhluk-Nya. Dan Dia pula memberikan apa-apa yang diminta oleh semua yang ada di langit dan di bumi, seperti yang diungkapkan dalam hadis ini:

Dari ‘Abdullah bin Munib, ia berkata, “Rasulullah membacakan kepada kami ayat ini, lalu kami berkata, Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ‘urusan? Rasulullah bersabda, ‘Mengampuni dosa, melapangkan kesusahan, meninggikan satu golongan dan merendahkan golongan yang lain (Riwayat alBazzar, Ibnu Jarir, ath-thabrani dan Ibnu ‘Asakir).

Tafsir Quraish Shihab: Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi selalu meminta keperluan mereka kepada-Nya. Setiap saat Dia selalu memberikan kemuliaan dan kehinaan, memberi dan menolak.

Surah Ar-Rahman Ayat 30
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Terjemahan: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Tafsir Jalalain: فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?).

Tafsir Ibnu Katsir: فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?).

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah menantang manusia dan jin, nikmat Tuhan yang manakah yang mereka dustakan. Apakah mereka mengingkari hujan dan faedah-faedahnya? Ataukah mereka mengingkari manfaat adanya perubahan musim yang di dalamnya terdapat perubahan tanaman-tanaman yang harus ditanam pada musim panas atau musim dingin? Ataukah mereka mengingkari tentang keistimewaan yang terdapat pada perubahan udara yang mengatur perasaan manusia dan binatang. (.

Tafsir Quraish Shihab: Lalu, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Ar-Rahman Ayat 26-30 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S