Pecihitam.org – Kandungan Surah Az-Zukhruf Ayat 66-73 ini, menerangkan bahwa pada hari Kiamat, persahabatan dan hubungan akrab antara orang-orang kafir, baik hubungan persahabatan yang terjadi antara mereka maupun hubungan mereka dengan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, akan berubah menjadi permusuhan, dan mereka akan saling tuduh satu dengan yang lain.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Az-Zukhruf Ayat 66-73
Surah Az-Zukhruf Ayat 66
هَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَهُم بَغۡتَةً وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ
Terjemahan: Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.
Tafsir Jalalain: هَلۡ يَنظُرُونَ (Mereka tidak menunggu) orang-orang kafir Mekah tidak menunggu-nunggu إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَهُم (kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka) lafal An Ta-tiyahum menjadi Badal dari lafal As Sa’ah بَغۡتَةً (dengan tiba-tiba) atau sekonyong-konyong وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ (sedangkan mereka tidak menyadarinya) tidak menyadari kedatangannya sebelum itu.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: “Apakah orang-orang musyrik yang mendustakan Rasul-rasul itu menunggu, إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَهُم بَغۡتَةً وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ (“Kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya.”) artinya, sesungguhnya kiamat itu pasti terjadi, tanpa ada keraguan.
Sedangkan mereka itu lalai darinya dan tidak bersiap untuknya. Ketika ia telah datang, mereka tidak menyadarinya. Maka, ketika mereka itu menyesal dengan penyesalan yang teramat sangat, dimana penyesalan tersebut tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak pula dapat membela mereka.
Tafsir Kemenag: Ayat ini membantah kaum musyrikin Mekah yang salah memahami Surah al-Anbiya’/21: 98, bahwa orang yang menyembah selain Allah akan bersama sembahannya itu nanti masuk neraka. Nabi Isa disembah, karena itu, menurut mereka, juga akan masuk neraka bersama mereka yang menyembahnya.
Allah telah membantahnya dengan menjelaskan tentang Nabi Isa secara panjang lebar dalam ayat-ayat di atas. Nabi Isa memang disembah, tetapi yang menyembahnya adalah mereka yang sesat. Oleh karena itu Nabi Isa tidak akan masuk neraka. Yang akan masuk neraka adalah mereka yang sesat. Begitu juga orang-orang sesat yang menyembah berhala-berhala, yaitu kaum musyrikin Mekah. Mereka bersama sembahan-sembahan mereka itu yang akan masuk neraka.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa bila kaum musyrikin Mekah itu tetap tidak mau menerima penjelasan yang begitu gamblang, Allah bertanya apakah mereka tidak akan menyesal. Sebab kiamat pasti datang, dan bila datang ia akan terjadi secara tiba-tiba di saat mereka terlena oleh kenikmatan duniawi. Sebelum terlambat, di sini Allah meminta mereka agar beriman kepada Nabi Muhammad dan agama yang didakwahkannya.
Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang kafir hanya menanti datangnya hari kiamat secara tiba-tiba, setelah mereka menolak untuk beriman, sementara mereka lengah.
Surah Az-Zukhruf Ayat 67
ٱلۡأَخِلَّآءُ يَوۡمَئِذٍۭ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ
Terjemahan: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
Tafsir Jalalain: ٱلۡأَخِلَّآءُ (Teman-teman akrab) dalam hal maksiat sewaktu di dunia يَوۡمَئِذٍۭ (pada hari itu) pada hari kiamat itu lafal Yaumaidzin berta’alluq kepada firman selanjutnya بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ (sebagian dari mereka menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa) terkecuali orang-orang yang saling kasih mengasihi di dalam ketaatan kepada Allah swt., mereka itulah yang sebenarnya berteman, kemudian dikatakan kepada mereka yang bertakwa itu,.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: ٱلۡأَخِلَّآءُ يَوۡمَئِذٍۭ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ (“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.”) yaitu setiap perkawanan dan persahabatan yang [intinya] bukan karena Allah, maka ia akan berbalik pada hari kiamat menjadi permusuhan, kecuali jika hal itu karena Allah, maka ia akan kekal selamanya. Ibnu ‘Abbas, Mujahid dan Qatadah berkata: “Semua teman akan menjadi musuh pada hari kiamat, kecuali orang-orang bertakwa.”
Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa pada hari Kiamat, persahabatan dan hubungan akrab antara orang-orang kafir, baik hubungan persahabatan yang terjadi antara mereka maupun hubungan mereka dengan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah; akan berubah menjadi permusuhan, dan mereka akan saling tuduh satu dengan yang lain.
Seorang teman menuduh temannya yang lain yang menjadi sebab ia masuk neraka dan sengsara pada hari itu, sedangkan berhala-berhala mengingkari penyembahan yang dilakukan penyembah-penyembahnya semasa hidup di dunia karena berhala-berhala itu sebagai benda mati tidak tahu-menahu sedikit pun tentang apa yang telah dilakukan penyembah-penyembahnya semasa hidup di dunia. Masing-masing berlepas diri dari tuduhan pihak yang lain.
Apa yang disebutkan di atas diungkapkan Nabi Ibrahim kepada kaumnya sebagai berikut:
Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, hanya untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan di dunia, kemudian pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.” (al-‘Ankabut/29: 25)
‘Ali bin Abi thalib berkata,”Orang-orang yang berteman (sewaktu di dunia) akan menjadi bermusuhan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain pada hari Kiamat, kecuali orang-orang yang bertakwa.” ‘Ali melanjutkan,
“Ada dua orang Mukmin yang berteman, dan dua orang kafir yang berteman. Lalu salah seorang dari dua orang Mukmin itu meninggal dunia. Ia diberi kabar gembira dengan masuk surga, maka ia teringat teman-temannya. Ia berkata,
“Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku dahulu pernah mengajakku untuk taat kepada-Mu dan rasul-Mu. Ia mengajakku untuk kebaikan, serta melarangku dari keburukan, dan mengabarkan kepadaku bahwa kelak aku akan bertemu dengan-Mu.
Oleh karena itu, ya Allah, jangan sesatkan dirinya setelah kepergianku, sampai saat Engkau memperlihatkan (surga)kepadanya, sebagaimana telah Engkau perlihatkan kepadaku, sampai Engkau rida kepadanya sebagaimana Engkau rida kepadaku.” Kemudian dikatakan kepada Mukmin tersebut, “Pergilah, seandainya kamu tahu apa yang Aku sediakan baginya disisi-Ku tentulah kamu akan banyak tertawa dan sedikit menangis.”
‘Ali melanjutkan, “Lalu mukmin yang satu lagi meninggal, sehingga ruh mereka bertemu. Setelah itu, dikatakan kepada mereka, “Hendaklah masing-masing kalian memuji temannya.” Maka masing-masing mereka berkata, “(Engkau)adalah sebaik-baiknya saudara, sahabat, dan teman.”
Dan apabila meninggal dunia satu diantara dua teman yang kafir, maka ia dikabari akan masuk neraka. Lalu ia teringat temannya, maka ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku pernah mengajakku untuk durhaka kepada-Mu dan rasul-Mu.Ia mengajakku untuk berbuat jahat dan melarangku berbuat baik, memberitahu kepadaku bahwa aku tidak akan bertemu dengan-Mu.
Oleh karena itu ya Allah, janganlah Engkau beri petunjuk kepadanya setelah kepergianku, sampai Engkau tunjukkan sesuatu (neraka) seperti yang Engkau tunjukkan kepadaku, dan murkailah dia seperti Engkau murka kepadaku.”
lalu ‘Ali melanjutkan, “lalu orang kafir yang satu lagi, maka ruh mereka bertemu. Setelah itu dikatakan kepada mereka, “Hendaklah masing-masing kalian memuji temannya.” Maka masing-masing mereka berkata, “(Engkau) adalah seburuk-buruk saudara, teman dan kekasih. (Riwayat Ibn Abi hatim).
Tafsir Quraish Shihab: Teman-teman yang disatukan oleh kebatilan di dunia, pada hari kiamat yang datangnya tiba-tiba itu, akan saling bermusuhan. Pada hari itu, semua hubungan cinta kasih akan terputus kecuali cinta kasih orang-orang yang ketika berada di dunia takut kepada siksa Allah dan bersatu dalam menaati perintah Allah.
Surah Az-Zukhruf Ayat 68
يَٰعِبَادِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ
Terjemahan: “Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.
Tafsir Jalalain: إِنَّا جَعَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا (Sesungguhnya Kami menjadikan Alquran) maksudnya, Kami adakan Alkitab ini عَرَبِيًّا (bacaan yang berbahasa Arab) atau memakai bahasa Arab لَّعَلَّكُمۡ (supaya kalian) hai penduduk Mekah تَعۡقِلُونَ (memahaminya) memahami makna-maknanya.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: يَٰعِبَادِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ (“Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.”)
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini diterangkan pernyataan Allah kepada orang-orang yang beriman, di waktu terjadinya hari Kiamat, yang pada saat itu semua manusia berada dalam kebingungan dan ketakutan. Allah berkata kepada mereka,
“Wahai hamba-hamba-Ku, tidak ada sesuatu pun yang perlu kamu takutkan dan khawatirkan pada hari Kiamat, kamu semua telah menempuh jalan yang lurus selama hidup di dunia dan telah melakukan segala sesuatu karena cintamu kepada-Ku dan karena kamu mencari keridaan-Ku. Karena itu, pada hari ini, kamu semua berada di bawah perlindungan-Ku dan dalam jaminan keamanan dari-Ku.
Wahai hamba-hamba-Ku, janganlah kamu bersedih hati karena berpisah dengan dunia dan janganlah khawatir menghadapi hidup pada masa yang akan datang. Hendaklah kamu yakin bahwa sejak saat ini, kamu telah lepas dari segala cobaan dan malapetaka yang akan menimpamu, dan pada saat ini pula kamu akan menempati tempat yang paling baik yang tak ada tandingannya, yaitu surga yang mempunyai kenikmatan yang sempurna.”.
Tafsir Quraish Shihab: Allah akan memanggil orang-orang yang bertakwa, sebagai penghargaan atas mereka, “Wahai hamba- hambaku, hari ini kalian tidak perlu takut lagi kepada siksaan dan juga tidak perlu bersedih, karena kalian telah terbebas dari azab. Dan Allah menjamin kalian dengan pahala.”
Surah Az-Zukhruf Ayat 69
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ مُسۡلِمِينَ
Terjemahan: (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.
Tafsir Jalalain: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ (Yaitu orang-orang yang beriman) lafal ayat ini menjadi Na’at atau sifat bagi lafal ‘Ibaadi’ pada ayat di atas بِـَٔايَٰتِنَا (kepada ayat-ayat Kami) yakni Alquran وَكَانُواْ مُسۡلِمِينَ (dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.).
Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah memberi kabar gembira kepada mereka dengan firman-Nya: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ مُسۡلِمِينَ (“[Yaitu] orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.”) yaitu hati mereka beriman dan anggota tubuh serta lahiriyah mereka tunduk kepada syariat Allah.
Al-Mu’tamar bin Sulaiman berkata dari ayahnya bahwa pada hari kiamat, ketika manusia dibangkitkan, tidak ada seorangpun yang tidak terkejut. Lalu berserulah seorang penyeru:
يَٰعِبَادِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ (“Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.”) semua manusia mengharapkannya. Ia berkata: “Lalu ia mengikutinya.” ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ مُسۡلِمِينَ (“[Yaitu] orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.”) ia berkata: “Maka putus asalah manusia darinya, kecuali orang-orang mukmin.”
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, diterangkan tentang hamba-hamba yang diseru Allah pada hari itu yaitu hamba-hamba yang telah beriman kepada ayat-ayat-Nya, yang jiwanya telah tunduk dan patuh kepada-Nya, yang melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhkan larangan-larangan-Nya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa al-Mu’tamir bin Sulaiman dari ayahnya berkata, “Pada waktu terjadinya hari Kiamat, ketika manusia dibangkitkan dari kuburnya, tidak ada seorang pun yang tidak merasa takut dan khawatir serta bingung. Ketika itu, terdengarlah suara,
“Wahai hamba-hamba-Ku, tidak ada yang perlu kamu takuti dan khawatirkan pada hari ini dan janganlah kamu risau hati.” Setelah mendengar itu, semua manusia mengharapkan agar ia termasuk hamba-hamba Allah yang dimaksud dalam seruan itu, terdengar lagi seruan yang kedua,
“Wahai orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, yang tunduk dan berserah diri kepada Allah.” Mendengar seruan itu, maka orang-orang yang beriman bergembira dan hilanglah kesedihan, ketakutan dan kebingungan mereka. Sedangkan orang-orang kafir berputus asa.
Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang membenarkan ayat-ayat Allah, menaati-Nya dan selalu tunduk dan patuh-Nya,
Surah Az-Zukhruf Ayat 70
ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ تُحۡبَرُونَ
Terjemahan: Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”.
Tafsir Jalalain: ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ (Masuklah kalian ke dalam surga, kalian) lafal Antum berkedudukan menjadi Mubtada وَأَزۡوَٰجُكُمۡ (dan pasangan-pasangan kalian) yakni istri-istri kalian تُحۡبَرُونَ (digembirakan) dibahagiakan dan dimuliakan, lafal Tuhbaruuna menjadi Khabar dari Mubtada.
Tafsir Ibnu Katsir: ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ (“Masuklah kamu ke dalam surga”) artinya dikatakan kepada mereka: “Masuklah kalian ke dalam surga.” أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ (“Kamu dan istri-istri kamu”) yaitu orang-orang yang sama dengan kalian. تُحۡبَرُونَ (“Digembirakan”) yaitu kalian bersenang-senang dan bahagia, pernafsirannya telah berlalu pada surah ar-Ruum.
Tafsir Kemenag: Kemudian terdengar pula seruan berikutnya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dan istri-istrimu ke dalam surga yang telah dijanjikan kepadamu dahulu, bersenang-senang dan bersuka-rialah di dalamnya menikmati karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kamu semua. Karena Allah memuliakan mereka dengan memasukkan ke dalam surga.
Dalam ayat yang lain, diterangkan bahwa orang-orang yang beriman beserta istri dan anak cucu mereka yang beriman akan ditinggikan derajatnya di dalam surga, seperti derajat bapak-bapak mereka yang mantap dan kuat imannya. Allah berfirman:
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-thur/52: 21).
Tafsir Quraish Shihab: pada hari kiamat akan dikatakan kepada mereka, sebagai penghormatan, “Masuklah kalian bersama pasangan-pasangan kalian ke dalam surga. Di dalamnya, kalian akan merasa sangat bahagia yang tanda- tandanya tampak pada wajah-wajah kalian.”
Surah Az-Zukhruf Ayat 71
يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكۡوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Terjemahan: Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”.
Tafsir Jalalain: يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٍ (Diedarkan kepada mereka piring-piring) yang besar-besar مِّن ذَهَبٍ وَأَكۡوَابٍ (dari emas, gelas-gelas) tempat untuk minum yang tidak ada pengikatnya hingga si peminum dapat meminum dari sebelah mana saja; lafal Akwaabun adalah bentuk jamak dari lafal Kuubun.
وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ (dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati) untuk dinikmati kelezatannya وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُ (dan sedap dipandang mata) artinya, sangat menyejukkan bila dipandang وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ (dan kalian kekal di dalamnya.).
Tafsir Ibnu Katsir: يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ (“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas.”) yaitu, tambahan-Ku adalah bejana makanan.
وَأَكۡوَابٍ (“Dan cangkir-cangkir”) yaitu, bejana minuman yang terbuat dari emas, tidak lemas dan tidak bolong.
وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ (“Dan di dalam surga itu terdapat segala yang diinginkan oleh hati.”) sebagian mereka membacanya [dengan]: وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ
وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُ (“Dan [sedap] dipandang.”) yaitu rasa dan baunya sedap lagi enak dipandang.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah yang memiliki tujuh tingkat dan ia berada pada tingkat keenam dan di atasnya tingkat ke tujuh, sesungguhnya dia mempunyai tigaratus pelayan yang datang kepadanya pada tiap pagi dan sore hari dengan membawa tiga ratus piring besar –aku tidak mengetahuinya kecuali ia berkata:
‘Dari emas’ –masing-masing piring menghidangkan yang berbeda dari yang lain, yang pertama sama lezatnya dengan yang terakhir. Dan dari minuman [ada] tiga ratus bejana, setiap bejana menghidangkan minuman yang rasanya berbeda dengan yang lainnya, yang pertama sama lezatnya dengan yang terakhir. Dan sesungguhnya ia akan berkata:
‘Wahai Rabb-ku, seandainya Engkau mengizinkanku, niscaya aku akan memberi makan dan minum kepada penghuni surga, tidak akan mengurangi apa yang ada padaku sedikitpun.’ Dan baginya tujuh puluh dua bidadari yang bermata jeli sebagai istri selain istrinya ketika di dunia, salah seorang di antara mereka akan mengambil tempat duduknya sejauh satu mil dari bumi.”
Firman Allah: وَأَنتُمۡ فِيهَا (“dan kamu di dalamnya”) yaitu di dalam surga. خَٰلِدُونَ (“Kekal”) artinya, kalian tidak akan keluar darinya dan tidak akan dipindahkan.
Tafsir Kemenag: Setelah orang-orang yang beriman beserta keluarga mereka masuk surga, datanglah kepada mereka pelayan-pelayan membawa piring-piring emas yang berisi makanan-makanan yang lezat dan piala-piala yang berisi minuman yang menyegarkan jasmani dan rohani.
Di dalam surga itu mereka memperoleh semua yang mereka inginkan, semua yang menyejukkan dan menenteramkan hati mereka, semua yang indah menurut pandangan dan pendengaran mereka. Tidaklah dapat digambarkan keadaan surga itu sebelumnya, karena semuanya itu belum pernah ada contoh dan bandingannya dalam kehidupan duniawi. Dinyatakan pula bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan kekal di dalam surga mengecap kenikmatan hidup di dalamnya.
Tafsir Quraish Shihab: Setelah mereka masuk surga, kepada mereka diedarkan piring dan gelas dari emas. Di dalamnya terdapat beraneka ragam makanan dan minuman. Mereka, di dalam surga, akan memperoleh apa saja yang membangkitkan selera dan menyedapkan pandangan. Kepada mereka dikatakan, sebagai penyempurnaan kebahagiaan, “Kalian hidup selamanya dalam kenikmatan ini.”
Surah Az-Zukhruf Ayat 72
وَتِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Terjemahan: Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.
Tafsir Jalalain: وَتِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan.).
Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian dikatakan kepada mereka untuk memuliakan dan memberi nikmat kepada mereka: وَتِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (“dan itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.”) yaitu amal-amal shalih kalian yang menjadi sebab kalian diliputi rahmat Allah, karena tidak ada seorangpun yang masuk surga karena amalnya, tetapi [ia masuk surga] karena rahmat dan karunia Allah. Hanya saja perbedaan derajat dapat diperoleh berdasarkan amal-amal shalihnya.
Tafsir Kemenag: Demikianlah surga yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman sebagai balasan keimanan dan amal saleh yang telah mereka lakukan. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu masuk surga, semata-mata karena rahmat Allah dan karunia-Nya. Karena iman dan amal yang dilakukan orang mukmin itu berbeda-beda, maka mereka akan menerima balasan yang berbeda-beda pula.
Orang yang paling baik iman dan amalnya akan ditempatkan di dalam surga yang paling tinggi pula derajatnya, dan orang yang kurang iman dan amalnya akan ditempatkan di surga yang kurang pula derajatnya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada seorang pun melainkan mempunyai sebuah tempat di dalam surga dan sebuah tempat di dalam neraka. Maka tempat orang Mukmin di dalam neraka diwariskan kepada orang kafir, dan tempat orang kafir di dalam surga diwariskan kepada orang Mukmin. Demikianlah yang dimaksud dengan firman Allah, “Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu .” (Riwayat Ibnu Abi hatim).
Tafsir Quraish Shihab: Dikatakan pula, sebagai penyempurnaan kenikmatan itu, “Itulah surga yang kalian dapati berkat amal saleh yang dahulu kalian kerjakan.
Surah Az-Zukhruf Ayat 73
لَكُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِّنۡهَا تَأۡكُلُونَ
Terjemahan: Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan.
Tafsir Jalalain: لَكُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِّنۡهَا (Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untuk kalian yang sebagiannya) sebagian daripadanya تَأۡكُلُونَ (kalian makan) dan setiap apa yang telah dimakan secara langsung mendapat penggantinya yang baru.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: لَكُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٌ كَثِيرَةٌ (“Di dalam surga itu adal buah-buahan yang banyak untukmu.”) yaitu dari semua jenis. مِّنۡهَا تَأۡكُلُونَ (“Yang sebagiannya kamu makan.”) yaitu mana saja yang kalian pilih dan inginkan. Setelah Allah menyebutkan makanan dan minuman, Dia pun menyebutkan buah-buahan agar nikmat dan kegembiraan menjadi sempurna, wallaaHu a’alam.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini diterangkan macam-macam buah-buahan yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman di dalam surga. Mereka akan memperoleh buah-buahan yang tidak terhingga banyak dan jenisnya dengan bermacam-macam rasa. Mereka dapat memakannya pada waktu, tempat, dan keadaan yang mereka kehendaki.
Tafsir Quraish Shihab: Di surga kalian akan memperoleh segala jenis buah-buahan dengan berbagai macam ukuran yang dapat kalian nikmati.”
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Az-Zukhruf Ayat 66-73 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020