Surah Fatir Ayat 12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Fatir Ayat 12

Pecihitam.org – Kandungan Surah Fatir Ayat 12 ini, menerangkan bahwa ada dua keistimewaan air, masing-masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Keduanya dapat menjadi tempat berkembang biak ikan yang lezat cita rasanya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Fatir Ayat 12

Surah Fatir Ayat 12
وَمَا يَسۡتَوِى ٱلۡبَحۡرَانِ هَٰذَا عَذۡبٌ فُرَاتٌ سَآئِغٌ شَرَابُهُۥ وَهَٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجٌ وَمِن كُلٍّ تَأۡكُلُونَ لَحۡمًا طَرِيًّا وَتَسۡتَخۡرِجُونَ حِلۡيَةً تَلۡبَسُونَهَا وَتَرَى ٱلۡفُلۡكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Terjemahan: Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.

Tafsir Jalalain: وَمَا يَسۡتَوِى ٱلۡبَحۡرَانِ هَٰذَا عَذۡبٌ فُرَاتٌ (Dan tiada sama -antara- dua laut; yang ini tawar, segar) sangat tawar سَآئِغٌ شَرَابُهُۥ (sedap diminum) sedap rasanya وَهَٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجٌ (dan yang lain asin lagi pahit) karena terlalu asin. (Dan dari masing-masing) kedua laut itu وَمِن كُلٍّ تَأۡكُلُونَ لَحۡمًا طَرِيًّا (kalian dapat memakan daging yang segar) yaitu ikan وَتَسۡتَخۡرِجُونَ (dan kalian dapat mengeluarkan) dari laut yang asin, menurut pendapat yang lain dari laut yang tawar juga.

حِلۡيَةً تَلۡبَسُونَهَا (perhiasan yang dapat kalian memakainya) yaitu berupa mutiara dan batu Marjan وَتَرَى (dan kamu lihat) kamu dapat menyaksikan ٱلۡفُلۡكَ (bahtera) perahu فِيهِ (padanya) yakni pada masing-masing dari keduanya مَوَاخِرَ (dapat berlayar) dapat membelah airnya karena dapat melaju di atasnya; baik maju atau pun mundur hanya dengan satu arah angin لِتَبۡتَغُواْ (supaya kalian dapat mencari) berupaya mencari مِن فَضۡلِهِۦ (karunia-Nya) karunia Allah swt. melalui berniaga dengan memakai jalan laut وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (dan supaya kalian bersyukur) kepada Allah atas hal tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman mengingatkan tentang kekuasaan-Nya Yang besar dalam menciptakan sesuatu yang bermacam-macam. Dia menciptakan dua buah lautan, yang satu tawar dan segar dan itulah sungai yang mengalir di antara manusia, baik kecil maupun besar, sesuai dengan kebutuhan yang ada di benua, negeri, pemukiman, tempat-tempat sunyi, daratan dan hutan. Air tawar tersebut yang siap diminum bagi siapa yang membutuhkannya.

Baca Juga:  Surah Ar-Rahman Ayat 31-36; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَهَٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجٌ (“Dan yang lain asin lagi pahit.”) ujaajun yaitu murrun (pahit). Itulah laut tenang yang dilayari oleh kapal-kapal besar, dan air tersebut rasanya asin dan pahit.

Kemudian Allah berfirman: وَمِن كُلٍّ تَأۡكُلُونَ لَحۡمًا طَرِيًّا (“Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar.” Yaitu ikan. وَتَسۡتَخۡرِجُونَ حِلۡيَةً تَلۡبَسُونَهَا (“Dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya.”)

Firman Allah: وَتَرَى ٱلۡفُلۡكَ فِيهِ مَوَاخِرَ (“Dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut.”) yaitu mengarungi dan membelah lautan dengan pangkalnya yang merupakan bagian terdepan yang menyerupai dada burung. Mujahid berkata: “Anginlah yang membelah kapal-kapal.”) firman Allah:

لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ (“Supaya kamu dapat mencari karunia-Nya.”) yaitu perjalanan kalian dalam berdagang dari satu benua ke benua lain dan dari satu daerah ke daerah lain. وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (“Dan supaya kamu bersyukur.”) yaitu kalian bersyukur kepada Rabb kalian atas ditundukkannya lautan yang merupakan ciptaan-Nya yang besar ini untuk kalian, dimana kalian dapat memanfaatkannya sesuai yang kalian butuhkan dan kemana saja kalian pergi serta tidak ada sesuatupun yang dapat mencegahnya. Bahkan dengan kekuasaan-Nya, Dia telah menundukkan untuk kalian seluruh apa yang ada di langit dan di bumi, serta seluruh apa saja yang ada di bumi adalah merupakan anugerah dan rahmat-Nya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa ada dua keistimewaan air, masing-masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Keduanya dapat menjadi tempat berkembang biak ikan yang lezat cita rasanya.

Air tawar di sungai-sungai yang mengalir melalui desa-desa dan kota-kota besar, sedap diminum, menghilangkan dahaga, menyuburkan tanah, dan menumbuhkan rumput-rumputan, tanam-tanaman, dan pohon-pohonan. Perahu-perahu dapat berlayar di atasnya untuk membawa keperluan hidup dari satu tempat ke tempat lain.

Sedangkan air asin, di dalamnya terdapat mutiara dan karang laut yang dapat dijadikan perhiasan, dan menjadi tempat berlayarnya kapal-kapal besar membawa hasil bumi dan tambang dari satu tempat ke tempat-tempat lain, baik di daerah sendiri maupun ke luar negeri sebagai barang ekspor atau mendatangkannya dari luar negeri sebagai barang impor, yang tidak dapat dijangkau oleh perahu-perahu kecil, sebagai barang dagangan untuk mencari karunia Allah.

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 15-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa kekuasaan Allah dapat menundukkan air tawar dan air asin sehingga bisa dipergunakan menurut fungsinya masing-masing. Hal demikian itu bertujuan agar manusia bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya itu.

Menurut para saintis, air nikmat diminum dan terasa segar apabila mengandung hanya sedikit garam terlarut, sedangkan rasa asin dan pahit air laut disebabkan oleh tingginya kandungan garam yang terlarut di dalamnya. Ukuran kandungan garam di dalam air biasa dinyatakan dengan kegaraman atau salinitas yang satuannya adalah gram garam per kg air, atau karena BD air = 1, dalam gram/liter.

Empat belas abad yang lalu, ketika ilmu kimia praktis belum ada, ayat ini telah menyatakan bahwa salinitas air laut berbeda-beda. Kenyataan ini terbukti kini bahwa apa yang dinyatakan dalam ayat ini benar adanya. Hasil pengukuran di seluruh dunia memperlihatkan bahwa salinitas rata-rata air laut adalah sebesar 34,72 gr/l.

Tetapi salinitas rata-rata ketiga samudra besar memiliki perbedaan: 34, 90 untuk Samudra Atlantik, 34,76 untuk Samudra Hindia dan 34,62 untuk Samudra Pasifik. Salinitas air di lautan terbuka umumnya bervariasi antara 33 sampai 37 gram/l. Salinitas tertinggi di laut terbuka dijumpai di Laut Merah ( sekitar 41 gr/l), sedangkan salinitas terendah dijumpai di Teluk Bothnia dan Laut Baltik (Masing-masing sekitar 10 dan 20 gr/l).

Tafsir Quraish Shihab: Dalam ilmu dan ketetapan Kami, dua jenis lautan–kendati mengandung beberapa manfaat yang sama–tidak dapat disamakan. Yang satu airnya tawar dan dapat menghilangkan dahaga karena begitu segar, sedap dan mudah diminum, sedangkan yang lain mengandung unsur garam yang sangat asin.

Dari kedua jenis lautan itu, kalian dapat menyantap daging segar dari ikan-ikan yang kalian tangkap. Dari air asin, kalian dapat memperoleh sesuatu yang dapat dijadikan perhiasan semisal permata dan manik-manik (marjan).

Dan perhatikanlah, wahai orang yang mengamati, bagaimana bahtera-bahtera itu berlayar membelah lautan dengan sangat cepat untuk berniaga mencari karunia Allah. Dengan adanya pelbagai nikmat itu, seharusnyalah kalian bersyukur kepada Tuhan(1).

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 33-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

(1) Di antara bukti kekuasaan Allah yang dapat dilihat manusia adalah berlayarnya bahtera membelah lautan sesuai hukum yang Allah tetapkan di alam raya ini, yang kemudian dijelaskan oleh suatu teori yang disebut dengan hukum benda terapung (Qânûn al-ajsâm al-thâfiyah). Selain itu, merupakan sesuatu yang lazim kita dengar bahwa beberapa jenis perhiasan diperoleh dari laut yang asin. Karenanya, sebagian orang masih menganggap suatu hal yang mustahil jika air tawar pun mengandung perhiasan.

Tetapi ilmu pengetahuan dan fakta menegaskan kesalahan anggapan itu. Mutiara, misalnya, beberapa jenis tertentu memang dihasilkan oleh lautan yang asin, tetapi jenis lainnya juga ditemukan dalam kerang-kerang sungai yang tawar. Dari itu, selain pencarian mutiara di lautan, kita juga mendengar adanya pencarian mutiara air tawar di beberapa negara seperti Inggris, Skotlandia, Cekoslovakia, Jepang dan lain-lain.

Dalam konteks ini, kita bisa memasukkan batu-batu mulia yang dihasilkan oleh air tawar seperti berlian yang terendap dalam lumpur sungai kering yang dikenal dengan lumut. Yakut, sejenis safir berwarna biru atau hijau, juga ditemukan di beberapa sungai di Burma, Thailand dan Srilangka.

Beberapa sungai di Brazil dan Siberia (Rusia) juga mengandung plorosikat aluminium yang berwarna kuning atau coklat. Circom, batu mulia yang mirip berlian, dengan berbagai jenisnya, diperoleh dari sungai-sungai berair tawar. Di antara batu semi mulia yang ada di air tawar dan sering juga digunakan sebagai perhiasan adalah topaz.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Fatir Ayat 12 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S