Surah Luqman Ayat 33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Luqman Ayat 33

Pecihitam.org – Kandungan Surah Luqman Ayat 33 ini, menerangkan sifat-sifat orang-orang musyrik dengan melukiskan mereka, “Apabila orang-orang musyrik penyembah patung dan pemuja dewa itu berlayar ke tengah lautan, tiba-tiba datang gelombang besar dan menghempaskan bahtera mereka ke kiri dan ke kanan, dan merasa bahwa mereka tidak akan selamat, bahkan akan mati ditelan gelombang, maka di saat itulah mereka kembali kepada fitrahnya, dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan setulus-tulusnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 33

Surah Luqman Ayat 33
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱخْشَوْا۟ يَوْمًا لَّا يَجْزِى وَالِدٌ عَن وَلَدِهِۦ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِۦ شَيْـًٔا إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ

Terjemahan: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

Tafsir Jalalain: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ (Hai manusia) penduduk Mekah ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱخْشَوْا۟ يَوْمًا لَّا يَجْزِى (bertakwalah kalian kepada Rabb kalian dan takutilah suatu hari yang pada hari itu tidak dapat mencukupi) tidak dapat menolong وَالِدٌ عَن وَلَدِهِۦ (seorang bapak terhadap anaknya) barang sedikit pun.

وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ (dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya) pada hari itu شَيْـًٔا إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ (barang sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar) adanya hari berbangkit itu فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا (maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian) hingga kalian meninggalkan Islam.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 30-31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ (dan jangan pula kalian diperdayakan terhadap Allah) yakni terhadap penyantunan-Nya dan penangguhan azab-Nya ٱلْغَرُورُ (oleh godaan yang membujuk) kalian, yaitu godaan setan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman mengancam manusia dengan hari Kiamat serta memerintahkan mereka untuk bertakwa, takut dan khawatir kepada hari kiamat. Dimana, لَّا يَجْزِى وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ (“[pada hari itu] seorang bapak tidak dapat menolong anaknya.”) seandainya dia hendak menebus anaknya dengan dirinya, niscaya tidak akan diterima. Demikian pula sebaliknya.

Kemudian Dia kembali memberikan nasehat kepada mereka dengan firman-Nya: فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا (“Maka janganlah sekali-sekali kehidupan dunia memperdayakanmu.”) yaitu janganlah dunia melalaikan kalian dari negeri akhirat dengan merasa senang di dalam dunia.

وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ (“dan janganlah [pula] penipu [syaitan] mempedayakanmu dalam [mentaati] Allah.”) alghurur yaitu syaita. Itulah yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Mujahid, adh-Dhahhak dan Qatadah. Karena syaitan akan menipu manusia, menjanjikan dan memberikan angan-angannya, padahal semua itu bukan apa-apa, bahkan keberadaannya seperti difirmankan oleh Allah: yang artinya

(“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong kepada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (an-Nisaa’: 120)

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan sifat-sifat orang-orang musyrik dengan melukiskan mereka, “Apabila orang-orang musyrik penyembah patung dan pemuja dewa itu berlayar ke tengah lautan, tiba-tiba datang gelombang besar dan menghempaskan bahtera mereka ke kiri dan ke kanan, dan merasa bahwa mereka tidak akan selamat, bahkan akan mati ditelan gelombang, maka di saat itulah mereka kembali kepada fitrahnya, dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan setulus-tulusnya.

Pada saat serupa itu mereka berkeyakinan bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat menyelamatkan mereka kecuali Allah semata, seperti yang pernah dilakukan Fir’aun di saat-saat ia akan tenggelam di laut.

Baca Juga:  Tadabbur Surah Ali Imran Ayat 149-153; Terjemahan dan Tafsir

Setelah Allah menerima doa dan menyelamatkan mereka dari amukan gelombang itu, maka di antara mereka hanya sebagian saja yang tetap mengakui keesaan Allah, adapun yang lainnya kembali menyekutukan Tuhan.

Pada akhir Ayat ini, Allah menegaskan bahwa yang mengingkari Ayat-Ayat-Nya itu dan kembali mempersekutukan Tuhan ialah orang-orang yang dalam hidupnya penuh dengan tipu daya dan kebusukan, serta mengingkari nikmat Allah. (33)

Pada Ayat ini, Allah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan perintah-perintah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang. Tuhan yang telah menciptakan manusia dan menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya untuk kepentingannya. Manusia hendaklah takut pada hari dimana terjadi malapetaka yang dahsyat, tidak seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya dari malapetaka itu.

Pada waktu itu, seorang ayah tidak kuasa menolong anaknya, demikian pula seorang anak tidak dapat menolong bapaknya, karena segala urusan waktu itu berada di tangan Allah. Tiap-tiap orang bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang telah dilakukannya.

Mereka memikul dosanya masing-masing. Hanya perbuatan baik yang telah dilakukannya selama hidup di dunia yang dapat menolong manusia dari malapetaka itu. Allah memperingatkan bahwa janji-Nya membangkitkan manusia dari kubur adalah sesuatu yang benar-benar akan terjadi dan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan sedikit pun.

Oleh karena itu, janganlah sekali-kali manusia tertipu oleh kesenangan hidup di dunia dan segala kenikmatan yang ada padanya, sehingga mereka berusaha dan menghabiskan seluruh waktu yang ada untuk memperoleh dan menikmati kesenangan-kesenangan duniawi. Akibatnya, tidak ada waktu lagi untuk beribadah kepada Allah, serta mengerjakan kebajikan dan amal saleh.

Baca Juga:  Surah Asy-Syu'ara Ayat 146-152; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Padahal kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang kekal dan lebih baik. Demikian pula Allah memperingatkan manusia akan tipu daya setan, yang selalu mencari-cari kesempatan untuk memperdaya manusia.

Setan itu menjadikan kehidupan dunia itu indah dalam pandangan matanya, sehingga mereka lupa kepada tugas yang dipikulkan Allah kepada mereka sebagai khalifatullah fil ardh (makhluk yang diberi-Nya tugas memakmurkan bumi). .

Tafsir Quraish Shihab: Wahai manusia, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Tuhan kalian, dan tinggalkanlah apa yang dilarang-Nya, serta berhati-hatilah terhadap azab Allah pada hari kiamat. Hari tatkala seorang bapak tidak dapat memberi pertolongan kepada anaknya sedikit pun. Begitu pula seorang anak tidak akan dapat memberi pertolongan kepada bapaknya sedikit pun.

Sesungguhnya hari ini adalah janji Allah, dan janji-Nya adalah benar tidak akan diingkari. Maka janganlah sekali-kali kesenangan dan perhiasan dunia melalaikan kalian dari persiapan untuk menghadapinya. Dan juga jangan sampai godaan setan menipu kalian, sehingga memalingkan kalian dari Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Luqman Ayat 33 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S