Surah Maryam Ayat 77-80; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Maryam Ayat 77-80

Pecihitam.org – Kandungan Surah Maryam Ayat 77-80 ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya memperhatikan bagaimana sombong dan angkuhnya orang kafir itu yang berani mengatakan bahwa di akhirat nanti mereka akan dianugerahi harta dan anak yang banyak.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah mengancam mereka dengan ancaman yang keras karena kelancangannya menisbahkan sesuatu terhadap Allah tanpa ilmu dan tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Allah akan mengambil semua harta mereka sebagai balasan yang setimpal dengan keingkaran dan kedurhakaannya dan menyiksanya dengan siksaan yang tiada putus-putusnya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Maryam Ayat 77-80

Surah Maryam Ayat 77
أَفَرَأَيْتَ الَّذِي كَفَرَ بِآيَاتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا

Terjemahan: Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: “Pasti aku akan diberi harta dan anak”.

Tafsir Jalalain: أَفَرَأَيْتَ الَّذِي كَفَرَ بِآيَاتِنَا (Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami) maksudnya ‘Ashi bin Wa’il وَقَالَ (dan ia mengatakan,) kepada Khabbab bin Art yang mengatakan kepadanya,

bahwa engkau kelak akan dibangkitkan hidup kembali sesudah mati. Pada saat itu Khabbab sedang menagih utang kepadanya لَأُوتَيَنَّ (“Pasti aku akan diberi) seandainya aku dibangkitkan hidup kembali مَالًا وَوَلَدًا (harta dan anak”) maka pada saat itu aku akan membayar utangku kepadamu. Allah berfirman menyanggahnya:.

Tafsir Ibnu Katsir: Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Khabbab bin al-Arat berkata: “Dahulu aku adalah seorang laki-laki yang tampak gagah, saat itu al-‘Ash bin Wa-il memiliki utang kepadaku, lalu aku mendatanginya untuk meminta pembayaran, ia berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan membayarnya sampai engkau kufur kepada Muhammad.’ Aku menjawab: ‘Demi

Allah, aku tidak akan pernah kufur kepada Muhammad hingga kamu mati dan dibangkitkan.’ Dia pun berkata: Jika aku mati, kemudian dibangkitkan, engkau akan datang kepadaku. Di saat itu aku memiliki harta dan anak, lalu aku berikan kepadamu.’

Maka Allah menurunkan: “Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: Pasti aku akan diberi harta dan anak?’Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Rabb Yang Mahapemurah? Sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan,

dan benar-benar Kami akan memperpanjang adzab untuknya, dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakana itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri.” Ditakhrij oleh al-Bukhari, Muslim dan lain-lain.

Allah berfirman: amit takhadza ‘indar rahmaani ‘aHdan (“Ataukah ia telah membuat perjanjian di sisi ar-Rahman”) yaitu suatu penguat. Firman-Nya: لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا (“Pasti aku akan diberi harta dan anak”)

sebagian ahli qira-at membacanya dengan fathah wawu (waladan). Sedangkan yang lain membacanya dengan dhammah wawu (wuldan) yang semakna. Satu pendapat mengatakan (wuldan) dengan dhammah adalah jamak, sedangkan (waladan) dengan fathah adalah mufrad (tunggal) yang merupakan lughah Qais. WallaHu a’lam.

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 96-98; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya memperhatikan bagaimana sombong dan angkuhnya orang kafir itu yang berani mengatakan bahwa di akhirat nanti mereka akan dianugerahi harta.

dan anak yang banyak. Meskipun ucapan itu seakan-akan menunjukkan bahwa mereka mempercayai hari kebangkitan tetapi sebenarnya mereka tidak percaya sama sekali akan adanya hari kebangkitan.

Ucapan seperti itu hanya sebagai cemoohan dan olok-olok terhadap kepercayaan orang mukmin dengan pengertian bahwa jika benar-benar Khabab bin Arat percaya akan hari kebangkitan biarlah utangnya itu dibayar pada hari kebangkitan. Sekarang dia tidak mau membayarnya karena Khabbab beriman dengan Muhammad. Cemoohan itu ditambah lagi

dengan mengatakan bahwa dia akan kaya dan banyak anak nanti di akhirat. Alangkah beraninya dia mengada-adakan sesuau yang tidak diketahuinya sama sekali, sedang dia sendiri mengingkari hal-hal yang gaib.

Surah Maryam Ayat 78
أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَمِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا

Terjemahan: Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?,

Tafsir Jalalain: أَطَّلَعَ الْغَيْبَ (Adakah dia melihat yang gaib) apakah dia mengetahuinya sehingga ia berani mengatakan, bahwa dia akan diberi seperti apa yang dikatakannya itu. Lafal Aththala’a ini disebabkan sudah cukup hanya dengan memakai Hamzah Istifham, maka Hamzah Washalnya dibuang

أَمِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?) sehingga ia berani mengatakan, bahwa Allah akan memberikan kepadanya apa yang telah dikatakannya itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: أَطَّلَعَ الْغَيْبَ (“Adakah ia melihat yang ghaib,”) merupakan pengingkaran terhadap orang yang mengatakan: لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا (“Pasti aku akan diberi harta dan anak”) yaitu pada hari Kiamat. Artinya, apakah ia mengetahui kondisinya di akhirat hingga ia berani memastikan dan bersumpah terhadap hal tersebut;

أَمِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (“Ataukah ia telah membuat perjanjian di sisi ar-Rahman”) ataukah di sisi Allah ia memiliki perjanjian yang akan mendatanginya? Telah terdahulu dalam hadits al-Bukhari bahwa hal itu adalah perjanjian.

Adh-Dhahhak berkata dari Ibnu Abbas: “Adakah ia melihat yang ghaib ataukah ia telah membuat perjanjian di sisi ar-Rahman?” ia berkata: “Adalah Laa Ilaaha illallaah yang diharapkannya. Muhammad bin Ka’ab

al-Qurazhi berkata: yaitu syahadat Laa Ilaaha illallaah. Kemudian beliau membaca: illaa manit takhadza ‘indar rahmaani ‘aHdan (“Kecuali orang yang telah membuat perjanjian di sisi ar-Rahman.”) (QS’. Maryam: 87)

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 64-65; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Oleh sebab itu maka pada ayat ini Allah mengecamnya dengan mengatakan, “Apakah dia mengetahui hal-hal yang gaib ataukah dia telah berjanji dengan Allah bahwa Dia akan memberinya rezeki dan anak yang banyak?” Kedua kemungkinan itu amat jauh sekali, karena tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui yang gaib apalagi yang berhubungan dengan hari akhirat.

Dan tidak mungkin pula dia berjanji dengan Tuhan bahwa dia akan diberi rezeki yang banyak di akhirat sedangkan dia sendiri mengingkari hari itu dan mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala. Tempat orang seperti ini adalah neraka dan siksaan yang akan ditimpakan kepadanya tentu berat sekali.

Surah Maryam Ayat 79
كَلَّا سَنَكْتُبُ مَا يَقُولُ وَنَمُدُّ لَهُ مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا

Terjemahan: sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya,

Tafsir Jalalain: كَلَّا (Sekali-kali tidak) hal itu tidak akan diberikan kepadanya سَنَكْتُبُ (Kami akan menulis) Kami memerintahkan untuk menuliskan مَا يَقُولُ وَنَمُدُّ لَهُ مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا (apa yang ia katakan itu dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab baginya) Kami akan menambahkan kepada azab kekafirannya azab yang lain, karena perkataannya itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: كَلَّا (“Sekali-kali tidak,”) adalah kata yang digunakan untuk mencegah sesuatu yang sebelumnya dan memperkuat sesuatu yang sesudahnya; سَنَكْتُبُ مَا يَقُولُ (“Kami akan menulis apa yang

ia katakan,”) yaitu dari tuntutannya terhadap hal tersebut dan hukumnya untuk dirinya terhadap apa yang diinginkannya dan kekufurannya kepada Allah Yang Mahaagung.

وَنَمُدُّ لَهُ مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا (“Dan Kami akan memperpanjang adzab untuknya”) yaitu di hari akhirat atas perkataannya itu dan kekufurannya kepada Allah di dunia.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah mengancam mereka dengan ancaman yang keras karena kelancangannya menisbahkan sesuatu terhadap Allah tanpa ilmu dan tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Allah akan mengambil semua harta mereka sebagai balasan yang setimpal dengan keingkaran dan kedurhakaannya dan menyiksanya dengan siksaan yang tiada putus-putusnya.

Allah akan mengambil semua harta dan anak-anaknya yang ditinggalkannya ketika dia mati sehingga di akhirat nanti dia datang menghadap Allah sendirian, tidak ada yang akan membela dan menolongnya. Memang pada hari itu tak ada sesuatu pun yang dapat menolong manusia kecuali iman dan amal perbuatannya sesuai

dengan firman Allah: (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (asy- Syu`ara/26: 88-89).

Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), “Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian.” (al-Kahf/18: 48)

Baca Juga:  Surah Asy-Syu'ara Ayat 49-51; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Maryam Ayat 80
وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ وَيَأْتِينَا فَرْدًا

Terjemahan: dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri.

Tafsir Jalalain: وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ (Dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) yaitu harta benda dan anak وَيَأْتِينَا (dan ia akan datang kepada Kami) kelak pada hari kiamat فَرْدًا (dengan seorang diri) dalam keadaan tidak punya harta benda dan tidak punya anak.

Tafsir Ibnu Katsir: وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ (“Dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu,”) yaitu dari harta dan anak yang Kami cabut darinya sebagai tambahan atas apa yang dimilikinya di dunia. Padahal di akhirat,

Allah akan mencabut orang yang mempunyai harta dan anak (pada saat) di dunia. Untuk itu Allah berfirman: وَيَأْتِينَا فَرْدًا (“Ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri”) yaitu terpisah dari harta dan anak.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah mengancam mereka dengan ancaman yang keras karena kelancangannya menisbahkan sesuatu terhadap Allah tanpa ilmu dan tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

Allah akan mengambil semua harta mereka sebagai balasan yang setimpal dengan keingkaran dan kedurhakaannya dan menyiksanya dengan siksaan yang tiada putus-putusnya. Allah akan mengambil semua harta dan anak-anaknya yang ditinggalkannya ketika dia mati sehingga di akhirat nanti dia datang menghadap Allah sendirian, tidak ada yang akan membela dan menolongnya. Memang

pada hari itu tak ada sesuatu pun yang dapat menolong manusia kecuali iman dan amal perbuatannya sesuai dengan firman Allah: (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (asy- Syu`ara/26: 88-89)

Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman), “Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian.” (al-Kahf/18: 48)

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Maryam Ayat 77-80 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S