Pecihitam.org – Kandungan Surah Nuh Ayat 1-4 ini, sebelum membahas kandungan ayat terlebih dahulu kita mengetahui isi surah. Surah ini merinci kisah Nabi Nûh a. s. bersama kaumnya. Di sini diceritakan dakwah Nabi Nûh kepada mereka secara sembunyi-sembunyi, kemudian secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
Diceritakan pula tentang keluhan Nûh kepada Allah karena sikap kaumnya yang tidak menerima dan membangkang serta sikap mereka yang terus-menerus menyembah patung sehingga mereka pantas menerima azab Allah.
Ketika Nûh merasa putus asa bahwa mereka tidak menerima ajakannya, ia berdoa agar mereka dihancurkan. Dan ia juga berdoa memohon ampunan untuk dirinya, kedua orangtuanya dan orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Nuh Ayat 1-4
Surah Nuh Ayat 1
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ أَنۡ أَنذِرۡ قَوۡمَكَ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Terjemahan: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”,
Tafsir Jalalain: Nuh إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ أَنۡ أَنذِرۡ قَوۡمَكَ (Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dengan memerintahkan, berilah peringatan) dengan memperingatkan مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَهُمۡ (kepada kaummu sebelum datang kepada mereka) jika mereka tetap tidak mau beriman عَذَابٌ أَلِيم (azab yang pedih) siksaan yang menyakitkan di dunia dan akhirat.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya mengabarkan tentang Nuh, bahwasannya dia diutus kepada kaumnya untuk memberi peringatan kepada mereka akan siksa Allah, yaitu sebelum siksaan tersebut menimpa mereka. Jika mereka mau kembali dan bertaubat, maka siksaan tersebut batal ditimpakan kepada merek. Oleh karena itu Allah berfirman:
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ أَنۡ أَنذِرۡ قَوۡمَكَ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ (“Berilah peringatan kepada kaummu sebelum datang kepada mereka adzab yang pedih. Nuh berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepadamu.’”) yakni yang menjelaskan peringatan dengan jelas dan gamblang.
Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk menyampaikan agama-Nya, supaya mereka takut kepada azab-Nya yang dahsyat sebelum saatnya tiba, serta beriman dan mengikuti ajarannya. Nabi Nuh adalah nabi dan rasul Allah yang ketiga setelah Adam dan Idris. Beliau diutus kepada kaumnya yang menyembah berhala.
Allah memerintahkan Nuh agar berdakwah kepada kaumnya itu supaya mereka beriman kepada-Nya dan menghentikan penyembahan berhala. Allah mengancam bahwa jika mereka tidak mengindahkan peringatan itu, mereka akan ditimpa azab yang dahsyat sebagai akibat keingkaran mereka.
Tafsir Quraish Shihab: Surah ini merinci kisah Nabi Nûh a. s. bersama kaumnya. Di sini diceritakan dakwah Nabi Nûh kepada mereka secara sembunyi-sembunyi, kemudian secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
Diceritakan pula tentang keluhan Nûh kepada Allah karena sikap kaumnya yang tidak menerima dan membangkang serta sikap mereka yang terus-menerus menyembah patung sehingga mereka pantas menerima azab Allah.
Ketika Nûh merasa putus asa bahwa mereka tidak menerima ajakannya, ia berdoa agar mereka dihancurkan. Dan ia juga berdoa memohon ampunan untuk dirinya, kedua orangtuanya dan orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan.]] Sesungguhnya Kami telah mengutus Nûh kepada kaumnya dengan berfirman, “Peringatkanlah kaummu sebelum datang azab yang sangat memilukan.”
Surah Nuh Ayat 2
قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّى لَكُمۡ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
Terjemahan: “Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
Tafsir Jalalain: قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّى لَكُمۡ نَذِيرٌ مُّبِينٌ (Nuh berkata, “Hai kaumku! Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kalian.”) Jelas peringatannya.
Tafsir Ibnu Katsir:‘ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّى لَكُمۡ نَذِيرٌ مُّبِينٌ (“Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
Tafsir Kemenag: Nuh segera berdakwah untuk melaksanakan tugas kerasulannya. Ia mengatakan bahwa ia benar-benar rasul Allah untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan penyembahan berhala.
Tafsir Quraish Shihab: Nûh berkata, “Wahai kaumku, aku adalah benar-benar pemberi peringatan dan penjelasan tentang risalah Tuhan dengan bahasa yang kalian pahami, yaitu taatlah kalian kepada Allah, tunduklah kepada-Nya dalam melaksanakan kewajiban, takutlah kepada-Nya dan taatilah apa yang aku nasihatkan kepada kalian.
Kalau kalian melakukan itu semua, niscaya Allah akan mengampuni seluruh dosa kalian dan memanjangkan umur kalian sampai waktu yang sangat panjang. Sesungguhnya jika kematian telah datang, maka tidak akan dapat diundur sedikit pun. Seandainya kalian mengetahui penyesalan yang kalian alami saat ajal itu datang, niscaya kalian akan beriman.”
Surah Nuh Ayat 3
أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ
Terjemahan: “(yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,
Tafsir Jalalain: َنِ ٱعۡبُدُواْ (Yaitu hendaknya) artinya aku perintahkan kepada kalian hendaknya ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ (kalian menyembah Allah, bertakwalah kalian kepada-Nya dan taat kepadaku.).
Tafsir Ibnu Katsir: أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ (“Yaitu ibadahilah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya.”) yakni tinggalkan semua yang diharamkan-Nya dan janganlah berbuat dosa kepada-Nya. وَأَطِيعُونِ (“dan taatlah kepadaku.”) yakni kepada apa saja yang aku perintahkan kepada kalian dan aku larang mengerjakannya.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, diterangkan isi seruan Nabi Nuh, yaitu: 1. Hendaklah mereka menyembah Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Dalam perintah menyembah Allah yang disampaikan Nuh itu, terkandung isyarat agar mereka mengerjakan segala yang wajib, dan menghentikan segala yang diharamkan.
Dari perintah Allah untuk hanya menyembah-Nya, dapat dipahami bahwa agama yang dianut kaum Nuh itu adalah agama syirik. 2. Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, yaitu melaksanakan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. 3. Menaati segala yang diperintahkan dan dilarangnya, karena apa yang ia perintahkan dan larang itu berasal dari Allah.
Menaati Nuh berarti menaati Allah. Untuk dapat beribadah dengan baik kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, kaum Nuh perlu mengikuti penjelasan dan contoh yang diberikan Nabi Nuh.
Tafsir Quraish Shihab: Nûh berkata, “Wahai kaumku, aku adalah benar-benar pemberi peringatan dan penjelasan tentang risalah Tuhan dengan bahasa yang kalian pahami, yaitu taatlah kalian kepada Allah, tunduklah kepada-Nya dalam melaksanakan kewajiban, takutlah kepada-Nya dan taatilah apa yang aku nasihatkan kepada kalian.
Kalau kalian melakukan itu semua, niscaya Allah akan mengampuni seluruh dosa kalian dan memanjangkan umur kalian sampai waktu yang sangat panjang. Sesungguhnya jika kematian telah datang, maka tidak akan dapat diundur sedikit pun. Seandainya kalian mengetahui penyesalan yang kalian alami saat ajal itu datang, niscaya kalian akan beriman.”
Surah Nuh Ayat 4
يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُؤَخِّرۡكُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Terjemahan: “niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”.
Tafsir Jalalain: يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ (Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosa kalian) huruf min di sini dapat dianggap sebagai huruf zaidah, karena sesungguhnya Islam itu mengampuni semua dosa yang terjadi sebelumnya; yakni semua dosa kalian. Sebagaimana dapat pula dianggap sebagai min yang mengandung makna sebagian, hal ini karena mengecualikan hak-hak yang bersangkutan dengan orang lain وَيُؤَخِّرۡكُمۡ (dan menangguhkan kalian) tanpa diazab إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى (sampai kepada waktu yang ditentukan) yaitu ajal kematiannya.
إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ (Sesungguhnya ketetapan Allah) yang memutuskan untuk mengazab kalian, jika kalian tidak beriman kepada-Nya إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kalian mengetahui) seandainya kalian mengetahui hal tersebut, niscaya kalian beriman kepada-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir: يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ (“Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu.”) yakni jika kalian membenarkan apa yang aku bawa kepada kalian, pastilah Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian. Kata min di sini, ada yang mengatakan sebagai tambahan. Tetapi pendapat yang mengatakan sebagai tambahan tersebut dalam itsbat [penetapan] hanya sedikit sekali. Darinya muncul ungkapan bahasa Arab: “Qad kaana min matharin.”
Ada juga yang berpendapat kata min itu berarti ‘ain, dengan pengertian: Dia akan memberikan ampunan atas dosa-dosa kalian. Dan pendapat tersebut menjadi pilihan Ibnu Jarir. Dan ada yang berpendapat kata tersebut dimaksudkan untuk menyatakan sebagian [tab’idh]. Artinya mengampuni dosa-dosa besar kalian yang Dia menjanjikan siksaan kepada kalian jika kalian melakukannya.
وَيُؤَخِّرۡكُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى (“dan menangguhkanmu sampai pada waktu yang ditentukan.”) yakni, memperpanjang umur kalian dan menunda ditimpakannya adzab kepada kalian yang jika kalian tidak menghindari berbagai hal yang dilarang-Nya, pasti Dia akan menimpakannya kepada kalian.
Firman Allah: إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (“Sesungguhnya apabila telah datang ketetapan Allah tidak dapat ditangguhkan, seandainya kamu mengetahui.”) maksudnya bersegeralah kalian untuk berbuat taat sebelum penderitaan itu ditimpakan. Sebab jika Allah Ta’ala telah memerintahkan penimpaannya, niscaya tidak akan ada yang mampu menolak dan menahannya, karena Dia Mahaagung, Rabb yang menguasai segala sesuatu. Yang Mahaperkasa, karena keperkasaan-Nya semua makhluk tunduk kepada-Nya.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, diterangkan janji Allah kepada kaum Nuh bila mereka mematuhi seruannya, yaitu: 1. Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka. Dosa-dosa mereka karena menyembah berhala-berhala itu akan terhapus oleh keimanan mereka. 1. Allah akan memanjangkan umur mereka. Sekalipun umur mereka telah ditentukan, namun jika mereka beriman, Allah akan memanjangkan umur mereka dan menghentikan azab yang akan dijatuhkan kepada mereka.
Melakukan yang demikian itu merupakan perkara yang mudah bagi Allah, karena Dia Mahakuasa dan Maha Menentukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sehubungan dengan masalah menangguhkan kedatangan ajal, yakni memanjang umur yang disebut dalam ayat ini, sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa Allah akan mengubah takdir yang telah ditentukan-Nya, jika Dia menghendakinya.
Oleh karena itu, taat kepada Allah, melakukan perbuatan-perbuatan takwa, dan menghubungkan silaturrahim dapat memanjangkan umur manusia. Nabi Muhammad bersabda: Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda: Barang siapa menghendaki diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menjalin silaturrahim. (Riwayat al-Bukhari)
Hal ini akan lebih jelas maksudnya jika dihubungkan dengan ilmu jiwa. Menurut ilmu jiwa, ada hubungan timbal-balik antara jasmani seseorang dengan rohaninya. Kesehatan rohani besar pengaruhnya terhadap kesehatan jasmani, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, orang dikatakan sehat jika jasmani dan rohaninya sehat.
Pada umumnya orang yang tekun mengerjakan amal saleh dan menghubungkan silaturrahim adalah orang yang sehat rohaninya. Dengan perkataan lain, takwa kepada Allah dapat menghilangkan penyakit-penyakit rohani. Jika rohani sehat, tentulah jasmani sehat pula dan umur pun akan panjang.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa apabila Ia telah menetapkan ajal seseorang atau semua manusia, setelah ikhtiarnya, maka kedatangannya itu tidak dapat ditangguhkan atau tidak pula dapat dipercepat sesaat pun.
Tafsir Quraish Shihab: Nûh berkata, “Wahai kaumku, aku adalah benar-benar pemberi peringatan dan penjelasan tentang risalah Tuhan dengan bahasa yang kalian pahami, yaitu taatlah kalian kepada Allah, tunduklah kepada-Nya dalam melaksanakan kewajiban, takutlah kepada-Nya dan taatilah apa yang aku nasihatkan kepada kalian.
Kalau kalian melakukan itu semua, niscaya Allah akan mengampuni seluruh dosa kalian dan memanjangkan umur kalian sampai waktu yang sangat panjang. Sesungguhnya jika kematian telah datang, maka tidak akan dapat diundur sedikit pun. Seandainya kalian mengetahui penyesalan yang kalian alami saat ajal itu datang, niscaya kalian akan beriman.”
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Nuh Ayat 1-4 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020