Surah Thaha Ayat 57-59; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 57-59

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 57-59 ini, menjelaskan cara pengingkaran Firaun, dan bagaimana Firaun menjelek-jelekkan usaha dan pekerjaan Musa. argumentasi Musa kepada Firaun dan tanda-tanda yang Allah perlihatkan kepadanya namun selalu Firaun berpaling darinya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 57-59

Surah Thaha Ayat 57
قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَا مُوسَى

Terjemahan: Berkata Fir’aun: “Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa?

Tafsir Jalalain: قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا (Berkata Firaun, “Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami) yakni dari negeri Mesir, kemudian kamu menjadi raja padanya بِسِحْرِكَ يَا مُوسَى (dengan sihirmu, hai Musa?”).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menceritakan tentang Fir’aun, di mana dia berkata kepada Musa ketika Musa memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan besar kepadanya: “Ini adalah sihir yang engkau bawa untuk menarik hati kami dan menguasai umat manusia sehingga mereka mau mengikutimu dan kamu pun menjadi lebih banyak daripada kami.

Hal itu tidak akan berhasil sempurna padamu, karena sesungguhnya kami juga mempunyai sihir yang serupa dengan sihirmu. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh apa yang ada padamu.”

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini diterangkan cara pengingkaran Firaun, dan bagaimana Firaun menjelek-jelekkan usaha dan pekerjaan Musa. Firaun berkata, “Wahai Musa! Apakah kedatanganmu kemari ke tempat di mana engkau pernah tinggal, sesudah lama tidak kelihatan, dengan maksud untuk menanamkan pengertian kepada khalayak ramai bahwa engkau adalah seorang Nabi, dan mereka wajib mengikutimu dan mempercayai agama yang engkau bawa, sehingga engkaulah yang berada di pihak yang menang,

lalu mengusir kami keluar dari tempat kami ini dengan sihirmu itu yang engkau namakan mukjizat, dan engkaulah yang menjadi berkuasa sebagai raja?” Firaun sengaja mengeluarkan kata-kata yang demikian itu adalah dengan maksud untuk membawa dan menjadikan kaumnya marah dan benci kepada Musa.

Dia menjelaskan kedatangan Musa itu bukanlah untuk sekedar menyelamatkan Bani Israil dari kekuasaannya, tetapi maksud yang sebenarnya ialah akan mengusir bangsa Mesir keluar dari tanah tumpah darahnya, kemudian menguasai semua harta benda yang dimilikinya.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 71-75; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dengan demikian gagallah usaha Musa, karena tak seorang pun yang akan mendengar dan memperhatikan dakwahnya, tidak memperdulikan mukjizat yang dibawanya. Mereka akan mempertahankan mati-matian negerinya dengan mempergunakan segala kekuatan yang ada padanya.

Tafsir Quraish Shihab: Fir’aun berkata kepada Mûsâ, “Apakah kamu datang untuk mengusir kami dari negeri ini, dan kamu menjadikan negeri ini berada dalam kekuasaan kaummu dengan sihir yang telah kamu gunakan untuk membunuh manusia?

Surah Thaha Ayat 58
فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهِ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلَا أَنتَ مَكَانًا سُوًى

Terjemahan: Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).

Tafsir Jalalain: فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهِ (“Dan kami pun pasti akan mendatangkan pula kepadamu sihir semacam itu) yang akan melawannya فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا (maka buatlah suatu waktu antara kami dan kamu) untuk pertemuan itu لَّا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلَا أَنتَ مَكَانًا (yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak pula kamu, di suatu tempat) lafal Makaanan ini dinashabkan dengan mencabut huruf Jarnya, maksudnya, di tempat

سُوًى (yang pertengahan”) lafal Suwan dapat pula dibaca Siwan, artinya, tempat yang letaknya pertengahan, dari arah mana saja didatangi oleh kedua pihak jaraknya sama.

Tafsir Ibnu Katsir: فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا (“Maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu.”) Yakni, suatu hari di mana kami bisa bertemu denganmu, lalu kita hadapi apa yang kamu bawa itu dengan sihir yang kami miliki di suatu tempat tertentu dan pada waktu tertentu pula.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Firaun berjanji dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan ahli sihir untuk menandingi sihir Musa. Firaun meminta kepada Musa supaya ia menentukan tempat dan waktu untuk berhadapan dengan ahli-ahli sihirnya, serta berjanji supaya dia maupun Musa tidak akan menyalahi ketentuan yang telah disepakati itu.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 99-101; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ini dilakukan Firaun untuk menunjukkan bahwa dia betul-betul mempunyai hati yang keras dan persiapan yang mantap untuk bertanding menghadapi sihir Musa, dengan keyakinan bahwa ia akan menang dalam pertandingan nanti.

Juga Firaun menganjurkan supaya Musa memilih tempat yang luas, tidak berbukit-bukit supaya penonton dapat menyaksikan dan melihat pertandingan itu dengan jelas, tidak terhalang oleh suatu apapun.

Tafsir Quraish Shihab: Kami akan menghentikan sihirmu dengan sihir kami. Tentukanlah waktu yang kita sepakati bersama untuk pertemuan kita, dan jangan ada seorang pun dari kita yang menyalahinya.”

Surah Thaha Ayat 59
قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَن يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى

Terjemahan: Berkata Musa: “Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkatalah ia) Nabi Musa, مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ (“Waktu untuk pertemuan kami dengan kalian itu adalah hari raya) yakni hari raya Firaun dan kaumnya, yang pada hari itu mereka berhias diri dan berkumpul-kumpul

وَأَن يُحْشَرَ النَّاسُ (dan hendaklah dikumpulkan manusia) semua penduduk negeri Mesir dikumpulkan ضُحًى (pada waktu matahari naik sepenggalah”) untuk menyaksikan apa yang akan terjadi.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka pada saat itu, Musa: qaala (“Berkata”) kepada mereka: مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ (“Waktu untuk pertemuan [kami dengan] kamu itu ialah di hari raya.”) Yakni, hari raya mereka dan hari libur mereka dari aktifitas mereka serta berkumpulnya mereka semua, agar semua manusia menyaksikan kekuasaan Allah atas apa yang dikehendaki-Nya dan berbagai mukjizat para Nabi serta ketidakmampuan sihir untuk mengalahkan berbagai hal yang luar biasa yang memiliki sifat kenabian.

Oleh karena itu, Musa berkata: وَأَن يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحً (“Dan hendaklah umat manusia dikumpulkan.”) Yakni, seluruh umat manusia. Dluhaa (“Dhuhan,”) yakni waktu sepenggalan siang agar tampak lebih jelas, nyata, dan gamblang. Demikianlah keadaan para Nabi, di mana setiap urusan mereka tampak begitu jelas dan nyata, tiada yang tersembunyi.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 105-108; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh karena itu, dia tidak mengatakan pada malam hari, tetapi pada siang hari. Ibnu Abbas mengatakan: “Yaumuz ziinaH adalah hariAsyura’.” Dapat saya katakan, dalam waktu yang sama, mudahan Allah membinasakan Fir’aun dan bala tentaranya, sebagaimana yang ditegaskan “Di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).” Yaitu dalam hadits shahih.

Menurut Mujahid dan Qatadah: makaanan suwan (“tempat yang adil.”) As-Suddi mengemukakan: “Yakni adil.” `Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengungkapkan: “Yakni suatu tempat yang rata di antara manusia, dan tempat di mana tidak terdapat kegaduhan dan tidak terdapat sesuatu yang tertutup dari pandangan orang lain.” Bersambung

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan permintaan Firaun, Musa menentukan waktu pertemuan yang dimaksud untuk mengadu kemukjizatannya dengan sihir Firaun yaitu pada hari Syam an-Nasim yang biasanya diadakan pada akhir tahun.

Mereka pada hari itu berkumpul semuanya dengan pakaian yang bagus dan hiasan yang indah, hampir tidak ada yang ketinggalan. Juga oleh Musa ditentukan waktu berkumpul yaitu pada waktu matahari sepenggalahan naik, waktu yang sudah agak terang oleh sinar matahari yang telah terbit, supaya segenap penonton dapat menyaksikan dan melihat pertandingan nanti itu dengan jelas.

Tafsir Quraish Shihab: Mûsâ menjawab, “Waktu kita adalah pada hari raya kalian, ketika kalian berhias diri dan bersuka ria, sehingga pada hari itu orang-orang berkumpul di waktu duha, untuk menyaksikan apa yang akan terjadi di antara kita.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 57-59 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag, dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S