Surah Yusuf Ayat 77; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Yusuf Ayat 77

Pecihitam.org – Kandungan Surah Yusuf Ayat 77 ini menjelaskan bahwa sekalipun sesungguhnya saudara-saudara Yusuf tidak mencuri, dan mereka juga meyakini bahwa Benyamin tidak mencuri; maka seharusnya mereka berusaha membela adik mereka, dan membantah tuduhan tersebut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Akan tetapi tampaknya mereka tidak keberatan bahwa Benyamin tertahan di Mesir dengan tuduhan mencuri, dan mereka harus kembali ke rumah tanpa Benyamin. Karena sesungguhnya mereka juga iri melihat Ayah mereka, yaitu Nabi Ya’qub as, sangat mencintai Benyamin, dan menghendaki agar kecintaan Sang Ayah berpindah kepada mereka.

Akan tetapi saudara-saudara Yusuf ini bukan hanya tidak membela adik kecil mereka, bahkan mereka mengatakan kepada para petugas kerajaan bahwa Benyamin ini juga memiliki saudara lain yang juga telah mencuri. Tuduhan tanpa dasar ini membuat para petugas keamanan semakin yakin untuk menahan Benyamin.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Yusuf Ayat 77

قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ ۚ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ ۚ قَالَ أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا ۖ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ

Terjemahan: Mereka berkata: “Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu”. Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): “Kamu lebih buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu”.

Tafsir Jalalain: قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ (Mereka berkata, “Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu.”) yang dimaksud oleh mereka adalah Yusuf.

Disebutkan bahwa Nabi Yusuf dahulu pernah mencuri sebuah berhala yang terbuat dari emas milik ayah ibunya kemudian berhala tersebut dihancurkannya; dimaksud supaya ia tidak menyembahnya.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 61-62; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا (Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya) tidak melahirkannya لَهُمْ ۚ (kepada mereka) dhamir atau kata ganti yang ada pada kalimat ayat ini merujuk kepada pengertian yang tersirat di dalam perkataan Nabi Yusuf berikut ini, yaitu:

قَالَ (Dia berkata,) di dalam hatinya أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا (“Kalian lebih buruk kedudukannya) daripada Yusuf dan saudara sekandungnya karena kalian telah mencuri saudara kalian, yaitu Nabi Yusuf sendiri dari tangan ayah kalian kemudian kalian telah berbuat aniaya terhadap dirinya

وَاللَّهُ أَعْلَمُ (dan Allah Maha Mengetahui) mengetahui بِمَا تَصِفُونَ (apa yang kalian terangkan itu.”) apa yang kalian sebutkan tentang perkara Yusuf itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Setelah saudara-saudara Yusuf melihat alat takaran itu dikeluarkan dari barang-barang Bunyamin, mereka berkata: إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ (Jika ia mencuri, maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum ini)

Mereka membebaskan diri (beralasan) kepada al-‘Aziz bahwa mereka tidak sama dengan Bunyamin, kalau dia mencuri berarti dia telah berbuat sama dengan apa yang diperbuat oleh saudaranya dahulu, yaitu Yusuf as.

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Najih, dari Mujahid, ia berkata: “Musibah pertama yang menimpa Yusuf, menurut apa yang sampai padaku, adalah bahwa bibinya binti Ishaq adalah anak sulung Ishaq dan dia memiliki “sabuk” Ishaq. Mereka mewarisinya dengan cara bahwa siapa yang tertua, itulah yang berhak memilikinya. Siapa di antara pewaris yang menguasai “sabuk” itu yang dapat menyembunyikannya, maka ia memiliki tangga yang tidak dapat disaingi oleh orang lain, ia dapat berbuat apa saja yang ia inginkan. Setelah Yusuf lahir, oleh Ya’qub diserahkan kepada sang bibi untuk mengasuhnya.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 16-18; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Dengan demikian ia adalah milik sang bibi dan milik Ya’qub juga, sehingga sang bibi sangat mencintai Yusuf melebihi cintanya kepada (saudara-saudaranya) yang lain. Setelah ia besar dan berusia beberapa tahun, Ya’qub amat rindu kepada anaknya, kemudian ia mendatangi sang bibi dan mengatakan:

“Wahai saudariku, serahkanlah Yusuf kepadaku, demi Allah aku tidak tahan berpisah darinya walau sekejap pun.” Dia menjawab: “Demi Allah, aku tidak akan membiarkannya untukmu. Biarkanlah dia beberapa hari di rumahku, supaya aku dapat melihatnya, dapat tenang dan terhibur olehnya”, atau ucapan yang semakna dengan itu.

Setelah Ya’qub keluar dari rumahnya, sang bibi pergi menuju ke tempat “sabuk” Ishaq dan diikatkan kepada Yusuf di bawah pakaiannya. Kemudian dia berkata: “Aku kehilangan sabuk Ishaq as, carilah siapa yang mengambilnya dan siapa yang mendapatkannya!” Dia memohon, lalu berkata kepada segenap keluarga:

“Carilah!” Mereka menemukannya pada Yusuf. Sang bibi berkata: “Demi Allah, dia bagiku adalah tangga yang dapat aku gunakan sebagaimana keinginanku.” Kemudian Ya’qub mendatanginya, dan sang bibi menceritakan peristiwa yang terjadi itu. Ya’qub berkata kepadanya:

“Kamu berhak kepadanya, kalau ia melakukannya, maka dia adalah tangga bagimu, aku tidak dapat berbuat apa-apa selain itu.” Maka sang bibi pun menahan Yusuf di rumahnya, dan Ya’qub tidak dapat memintanya kembali sampai sang bibi meninggal.

Inilah yang diceritakan oleh saudara-saudara Yusuf ketika ia berbuat kepada saudaranya apa yang diperbuat tatkala ia mengambilnya: إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ (Jika ia mencuri, maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum ini)

Sedangkan firman Allah Ta’ala: فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ (Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya) yang disembunyikan adalah kalimat berikut, yaitu:

Baca Juga:  Surah As-Saff Ayat 7-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا ۖ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ (Kalian lebih buruk kedudukan kalian [sifat-sifat kalian] dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian terangkan [sebutkan] itu) maksudnya Yusuf mengatakannya dalam hati, tidak menyatakannya kepada mereka.

Cara seperti ini termasuk bentuk pengungkapan hati sebelum disebut, yang banyak dipakai dan banyak buktinya terdapat dalam al-Qur’an, hadits dan bahasa Arab pada umumnya, baik dalam bentuk prosa, berita, maupun sya’ir.

Tafsir Quraish Shihab: Ditemukannya bejana dari tas Benyamin, saudaranya, mengagetkan dan membuat malu saudara- saudara Yusuf yang lain.

Mereka pun mencari-cari alasan untuk membebaskan diri dari pencurian yang dilakukan oleh Benyamin. Sebuah alasan yang menohok Benyamin dan Yusuf dan mengisyaratkan bahwa mencuri adalah watak yang mereka berdua warisi dari ibunya.

Mereka mengatakan, “Tidak aneh kalau ia mencuri, sebab saudara kandungnya pun pernah melakukan hal yang sama sebelumnya!” Yusuf merasakan dalamnya dan pedihnya tuduhan tersembunyi itu, tetapi ia menyimpan perasaan itu dalam dirinya, yang kalau diutarakan akan berbunyi;

“Derajat kalian lebih rendah dan hina. Allah lebih tahu dengan benar tentang apa yang kalian katakan mengenai tindakan mencuri yang dilakukan Benyamin itu.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, telah kita pelajari bersama kandungan Surah Yusuf Ayat 77 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga Allah merahmati dan mengasihi kita semua. Amin

M Resky S