Ibu Kandung atau Ibu Mertua Yang Wajib Didahulukan? Ini Penjelasannya

ibu kandung atau ibu mertua dahulu

Pecihitam.org – Setelah berumah tangga seorang laki-laki akan mempunyai dua orang ibu yang pertama ibu kandung dan kedua ibu mertua. Terkadang terjadi dilema manakah yang harus didahulukan antara ibu kandung atau ibu mertua dahulu saat keduanya saling membutuhkan dalam waktu yang sama. Berikut penjelasannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam Islam, kedudukan dan penghormatan terhadap kedua orangtua diberikan perhatian yang sangat khusus sekaligus istimewa. Secara tegas Allah selaku syari’ atau pemberi ketetapan hukum syari’at menjelaskannya dalam firmanNya:

وَقَضى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوالِدَيْنِ إِحْساناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُما أَوْ كِلاهُما فَلا تَقُلْ لَهُما أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُما وَقُلْ لَهُما قَوْلاً كَرِيماً

“Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orangtua. Jika salah satu di antara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka janganlah sekali-kali kalian mengatakan kepada keduanya “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.”

Dalam ayat tersebut Allah meletakkan perintah untuk berbakti kepada kedua orangtua setelah perintah untuk meng-esakannya (tauhid). Hal ini menunjukkan bahwa, hal kedua yang perlu dijadikan perhatian setelah menata iman ialah berbakti terhadap kedua orangtua.

Selanjutnya, dalam suatu hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah memberikan bayan atau penjelasan atas ayat Al-Qur’an di atas, hadits tersebut berbunyi berikut:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله. من أحق الناس بحسن صحابتي قال: أمك. قال ثم من؟ قال: أمك. قال ثم من؟ قال: أمك. قال ثم من؟ قال أبوك.

Baca Juga:  Puasa Muharram: Dalil Tentang Keutamaannya

“Dari Abu Hurairah beliau berkata “Datang kepada Rasulullah seorang laki-laki kemudian berkata “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak atas perawatanku?” Rasulullah bersabda “Ibumu”, lelaki itu berkata “kemudian?”, Rasulullah bersabda “ibumu”, lelaki itu berkata. “kemudian?” Rasulullah bersabda “Ibumu”, lelaki itu berkata “kemudian?” Rasulullah bersabda “Ayahmu.”

Kemudian dalam redaksi hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, beliau berkata:

عن المقدام بن معدي كرب عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إن الله يوصيكم بأمهاتكم. ثم يوصيكم بأمهاتكم. ثم يوصيكم بآبائكم، ثم بالأقرب فالأقرب.

“Dari Miqdam bin Ma’di Kariba dari Nabi shallahu alaihi wa sallama, beliau bersabda: “sesungguhnya Allah mewasiatkan ibu kalian kepada kalian semua, kemudian ayah kalian kemudian kerabat terdekat.”

Dari beberapa dalil di atas, baik ayat Al-Qur’an maupun hadis, dapat kita fahami bahwa sudah selayaknya kita memberikan perhatian dan sikap khusus kepada kedua orangtua. Terutama ibu dan kerabat yang kita miliki, dengan mengutamakan ibu, kemudian ayah dan selanjutnya kerabat dekat.

Selain itu, seorang ibu memiliki kedudukan yang mulia hingga seolah-olah surga yang indah dan agung saja tidak lebih tinggi daripada seorang ibu karena diibaratkan surga berada di telapak kaki ibu. Namun maksud ibarat dalam hadits ini adalah bahwa tidak mungkin seorang anak bisa menggapai kesuksesan dan masuk surga tanpa kepatuhan atau ketaatan kepada seorang ibu.

Baca Juga:  Bervariasi Saat Berhubungan Intim, Bagaimana Hukumnya?

Adapun terkait dengan pertanyaan di atas mana yang harus didahulukan antara ibu kandung atau ibu mertua, maka yang harus didahulukan adalah ibu kandung. Sebab ibu kandung merupakan yang diutamakan sebagaimana hadits di atas, sedangkan ibu mertua masuk dalam kerabat yang berada pada urutan setelah saudara yang bukan mahram dari ayah maupun ibu, sebagaimana pendapat Imam Nawawi dalam kitab Birru al Walidain wa Shilah al Arham halaman 37 berikut ini:

قال الإمام النووي رحمه الله: يستحب أن تقدم الأم في البر ثم الأب ثم الأولاد ثم الأجداد والجدات ثم الأخوة والأخوات ثم سائر المحارم من ذوي الأرحام كالأعمام والعمات والأخوال والخالات ويقدم الأقرب فالأقرب ويقدم من أدلى بأبوين على من أدلى بأحدهما ثم بذي بذي الرحم غير المحرم كابن العم وبنته وأولاد الأخوال والخالات وغيرهم ثم بالمصاهرة ثم الجار ويقدم القريب البعيد الدار على الجار غير القريب. اهـ.

“Imam Nawawi berkata: “disunnahkan mendahulukan ibu dalam kebaikan, kemudian ayah, kemudian anak-anaknya, kamudian kakek, kemudian nenek, kemudian saudara laki-laki, kemudian saudara perempuan, kemudian mahram, seperti paman, bibi, saudara laki-laki dari ibu dan saudara perempuan dari ibu, dan didahulukan seseorang yang dekat kemudian yang paling dekat. Kemudian mendahulukan seserang yang memiliki hubungan dengan keduanya dari yang memiliki hubungan dengan salah seorang dari keduanya saja, kemudian yang masih saudara namun bukan mahram seperti sepupu laki-laki dan perempuan dan anak laki-laki paman dan bibi dari ibu dan lainnya, kemudian mertua, kemudian tetangga dan mendahulukan tetanggan yang dekat dari yang jauh.”

Memang dalam membangun rumah tangga meski yang menjadi pelaku utama merupakan dua orang saja (suami-istri), namun kenyataannya ada dua keluarga yang dipersatukan, sehingga merupakan sebuah tantangan bagi kedanya untuk mampu memuwujudkan keharmonisan dan kerukunan antara dua keluarga. Salah satunya dengan bersikap seadil mungkin kepada kedua belah pihak terutama kedua orang tua, yakni orang tua kandung dan mertua.

Baca Juga:  Perbedaan Pendapat Dikalangan Ulama Terkait Hikmah Sebagai Pembentukan Hukum

Mungkin dalam kondisi tertentu antara ibu kandung atau ibu mertua mana yang harus didahulukan, beberapa langkah bijak bisa dilakukan. Seperti dengan membagi tugas bersama pasangan agar baik di pihak ibu kandung maupun mertua dapat terbantukan keduanya. Sehingga terwujud saling menghargai, atau juga bisa dilakukan dengan mendahulukan ibu kandung, setelah selesai dilanjutkan dengan membantu ibu mertua, sehingga dapat berbakti kepada keduanya serta meminimalisir tindakan yang bersifat memihak.

Semoga penjelasan singkat ini bermanfaat dan kita semua termasuk anak-anak yang berbakti kepada orangtua dan mendapat ridhanya. Amiin. Wallahua’lam Bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *