PeciHitam.org – Benarkah Al Quran keseluruhan berbahasa Arab Murni tanpa tercampur dengan bahasa lainnya? Sedangkan dalam Ilmu Antropologi tidak ada bahasa yang murni, karena adanya interaksi antar budaya dan peradaban.
Maka bahasa dalam tuturannya mengalami penyerapan bahasa lain. Allah SWT berfirman;
لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ
“Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam (orag selian Arab), sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang” (Qs ,An-Nahl: 103)
Jawaban sederhana dari pertanyaan di atas adalah, Al Quran secara keseluruhan berbahasa Arab atau berasal dari bahasa yang diarabkan. Bahasa yang diarabkan adalah bahasa luar Arab yang mengalami penyesuaian dalam pengucapan bahasa Arab dan kemudian dianggap bahasa Arab.
Model seperti ini akan menjadi bahasa Jamid lawan dari musytaq (kata bentukan dari kata dasar Arab Asli). Contoh Jamid adalah (كمبوتير) Komputer yang diserap dari bahasa Inggris computer.
Istilah khusus dalam bahasa Al Quran untuk menyebut bahasa serapan menjadi bahasa Arab dinamakan at-tarib (التعريب)- diarabkan. At-Tarib secara bahasa dari bentuk masdar (kata benda) (عرب — يعرب – تعريبا) diartikan dalam Istilah;
صبغ الكلمة بصبغة عربية عند نقلها بلفظ الأجنيبى الى اللغة العربية و ما استعمله العرب من الألفاظ الموضوعة لمعان فى غير لغتها
“Mempengaruhi suatu kalimat dengan lafal yang diambil dari bahasa asing ke bahasa Arab, dan Lafal yang digunakan orang Arab, yang di ambil dari bahasa asing”
Mendasarkan kata tersebut At-Tarib adalah Kosa kata yang diserap oleh bangsa Arab dari bahasa asing yang kemudian mereka gunakan dalam bahasa Arab sehari-hari. Kata asing yang di serap kedalam bahasa Arab, terbagi kepada tiga kriteria sebagai berikut;
Pertama: Kata serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Arab, Seperti درهم
Kedua, Kata serapan yang mengalami perubahan tapi tidak mengalami penyesuaian terhadap tata/ kaidah bahasa Arab, seperti سفسير
Ketiga, Kata sepenuhnya tidak diserap kedalam bahasa Arab. Kata serapan ini tidak disesuaikan dengan kaidah bahasa Arab. Pengucapannya masih mengikuti bahasa aslinya seperti خرسان
Komentar Ulama terbagi dalam menerangkan komposisi bahasa Al Quran apakah dari Arab Murni atau mengandung bahasa lainnya. Golongan menolak ada keterccampuran dalam Al Quran adalah Ulama sekelas Imam Syafii, Ibnu Jarir, Abu Ubaidah, Qadhi Abu Bakar. Para Ualam ini pendapat bahwa kata at-Tarib tidak ada dalam al Quran. Dalil firman Allah SWT:
. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُون
“Sesungguhnya kami (Allah SWT) menurunkannya berupa al Quran berbahasa Arab, agar kamu mengerti” (QS: Yusuf: 2)
Golongan kedua menerima adanya ketercampuran Al Quran dengan bahasa Asing adalah Ulama sekelas Ibnu Abbas, An-Naqib dan al-Juwaini. Argumen Ulama ini adalah “bahwa kalimat-kalimat dari bahasa Arab yang bersentuhan dengan kalimat-kalimat non Arab, tidak menjadikannya keluar dari bahasa Arab seperti syair berbahasa persia. Syair itu tidak keluar dari kaidah sastra persia hanya karena adanya satu kata yang diambil dari bahasa Arab”.
Dasar pendapat Ulama ini adalah ayat Allah SWT;
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ
“Dan kami tidak mengutus seorang Utusan-pun, melainkan dengan bahasa Kaumnya” (Qs. Ibrahim: 4)
Beberapa pendapat Ulama tafsir memaparkan bahwa Nabi SAW bukan hanya diutus kepada orang Arab semata, akan tetapi bagi seluruh manusia yang mempunyai bahasa beraneka ragamnya.
Pendapat Az-Zamakhsari misalnya mendasakan Qs. Al-Araf ayat 158, yang menerangkan bahwa pengutusan Nabi untuk seluruh manusia, oleh karenanya wajar jika penggunaan bahasa selain Arab/ serapan asing masuk dalam Al Quran.
Pendapat Imam Ar-Razi menambahkan kata (قوم) dalam Qs. Al-Araf ayat 158 bermaksud Bukan hanya penduduk negeri (bangsa Arab saja) akan tetapi penduduk negeri secara umum.
Pendapat ketiga adalah pendapat yang menggabungkan dua pendapat yang berselisih. Pendapat ketiga ini mengatakan bahwa memang ada bahasa Asing dalam Al Quran yang mengalami penyerapan, oleh karenanya sah dikatakan bahasa Arab. Pendapat ini didukung oleh Al-Jawaliqi, Ibnu Jarir dan Jalaluddin As-Suyuti.
Beberapa ayat yang mengandung at-tarib adalah sebagai berikut;
Asal Bahasa | Arti | Teks Ayat | Asal Ayat |
Persia | Jalan air | أباريق | Al-Waqiah: 18 |
Penduduk Barat | Rumput | أب | Abasa 31 |
Habsyah/ India | Telanlah/ Minumlah | إبلعى | Huud: 44 |
Ibrani | Cenderung kedunia | أخلد | Al—Araf: 176 |
Habsyah | Kasur-kasur | ألأرائك | Al-Kahfi: 31 |
Persi | Bapak | آزر | Al-Anam: 37 |
Suryaniyah | Kitab | أسفار | Al-Mudatsir: 34 |
Nabathea | Janji Setia | إصرى | Ali Imran: 81 |
Ibrani | Menyakitkan | أليم | Al-Baqarah: 10 |
Bahasa Berber | Kematangan | إناه | Ar-Rahman: 44 |
Ibrani | Seberat unta | بعير | Yusuf: 65 |
Nabathea | Teman-teman Setia | حواريون | Ali Imran 52 |
Yahudi | Kamu Saling membaca | دراست | Al-Anam: 150 |
Persia | Uang emas | دينار | |
Asing | Sumur | الرس | Qaf: 12 |
Romawi | Tinta | الرقيم | Al-Kahfi: 9 |
Begitulah pandangan ulama tentang bagaimana komposisi bahasa al Quran, apakah hanya berasal dari bahasa Arab atau terdapat bahasa lain yang dimasukkan karena adanya pertemuan banyak budaya.