Layla Majnun, Betulkah Kisah Ini Nyata?

kisah layla majnun

“Katakan Padaku, Pemuda mana yang bisa bebas dari penyakit cinta?”
-Majnun

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pecihitam.org – Tidak asing lagi terkait kisah cinta dua sejoli ini. Kisah cinta yang dikenal akan syair syair nya yang mewarnai penjuru dunia dari dulu sampai sekarang, bahkan kisah cinta mereka telah dianggap sebagai kisah cinta yang termasyhur dan abadi dalam Sejarah Islam. Namun yang sering menjadi pertanyaan ialah, apakah Kisah Layla Majnun ini sekedar Kisah Fiktif atau memang Kisah yang benar adanya dalam sejarah Islam?

Sebenarnya jikalau kita mencari kejelasan bagaimana perjalanan hidup Qais (Majnun) dan layla, jelas kita akan mendapatkan versi yang berbeda beda dari setiap literatur yang ada.

Itulah mengapa jikalau beberapa orang beranggapan bahwa kisah ini hanyalah Fiktif belaka tanpa adanya kejelasan cerita. Karena memang kisah hidup mereka yang didominankan dengan kisah cinta tidak langsung dibukukan dan diabadikan.

Melainkan kisah mereka awalnya hanya diceritakan dari mulut ke mulut dalam bentuk syair. Hingga pada akhirnya dibukukan menjadi sebuah Novel yang menyajikan kisah cinta dengan akhir cerita yang menyedihkan dan amat familiar dalam peradaban Islam.

Majnun, yaa nama itulah yang lebih dikenal dalam sejarah. Namun terkait nama Aslinya, ada dua pendapat yakni dari Abu Ubaidah Muammar Ibn Al Matsna yang berkata “Majnun adalah Mahdi Ibn Al Mulawah Ibn Mazahim Ibn Qais Ibn ‘Adi Ibn Rabi;ah Ibn Ja’dah Ibn Ka’ab

Sedangkan menurut Abu Al Abbas Muhammad Ibn Yazid Ibn ‘Abdul Akbar berkata bahwasanya Majnun adalah Qais Ibn Mu’adz. Namun dalam buku karya Syekh Nizami dijelaskan bahwasanya Majnun adalah Qaiys bin Al Mulawwah yang kononnya hidup pada masa Daulah Amawiyah (Bani Umayyah) dan diperkirakan bahwa Qais menutup usia sekiatar tahun 65 H atau 68 H.

Baca Juga:  Ketika Nabi Ngobrol Santai Tentang Tuhan dengan Orang Musyrik

Syed Omri, merupakan pimpinan kabilah dari bani Amir yang hidup dilembah Hijaz, Arabia diantara Makkah Al Mukarromah dan Madinah Al Munawwarah. Dikenal sebagai sosok lelaki kaya yang tiada hari mengemis untuk dikaruniai seorang anak, terlebih diusianya yang sudah bisa dibilang masuk Uzur.

Dari permohonan beliaulah yang dilontarkannya siang malam akhirnya sang istri tercinta pun mengandung, dan di dalam rahimnya itulah yang bakal menjadi penerus Syed Omri yang diberi nama Qais.

Dalam kisahnya, Qais dan Layla (Seorang gadis yang dikenal akan kecantikannya yang berasal dari Bani Qhatibiah). Dipertemukan di sebuah sekolah yang berada di sekitaran Daerah Badui. Di sekolah tersebut hadir seorang guru yang sudah merupakan sosok lelaki tua yang bijaksana dan penyabar dan dipercayai perihal penguasaannya di berbagai disiplin Ilmu.

Maka tak heran jikalau menurut orang orang pada masa itu menyebutnya sebagai guru terbaik di Jazirah Arab. Di sekolah itulah, Qais dan layla menimba ilmu, hingga keduanya dikenal sebagai murid yang cerdas dan tekun.

Hanya saja, kecerdasan keduanya terlebih pada Qais seketika kehilangan kontrol ketika mendengar kabar bahwasanya Layla dikurung dalam rumah Akibat dirinya yang diketahui dekat dengan dirinya (Qais).

Dari sanalah awal mula kisah kesedihan Qais hingga dijuluki sebagai Majnun, bagaimana tidak? Kehilangan wanita yang dianggapnya sebagai kekasih yang telah mencuri hatinya telah membuat dirinya lemah dan tak berdaya.

Maka hal yang wajar jikalau seorang Qais yang tak bisa lagi mendapatkan kabar dan bertemu dengan Layla hanya mampu Bersyair dan melupakan keadaan dirinya yang dulunya dikenal sebagai pemuda gagah dan cerdas.

Baca Juga:  Begini Kisah Perjalanan Imam Syafi’i dalam Mencari Ilmu

Dari Ubaidah berkata, “Saya diberitahu bahwa Said Ibn Al Ash Ibn Abi Rabi’ah bersahabat dengan Qais. Ketika melihat kondisi Qais dan apa yang dialaminya, Said berkata “Engkau telah mempermalukan dirimu dan kerabatmu. Serta kau sudah dijuluki gila, sekiranya engkau berupaya melupakan Laila, menyibukkan diri dengan perburuan dan bercengkrama dengan rekan rekan, maka hatimu akan terhibur”.

Mendengar hal itu, Qais pun menjawab “Bagaimana aku melupakannya bila aku tidak melihat sesuatu kecuali bayangannya?” maka Qais pun bersyair

Aku ingin melupakan Laila
Namun ia seolah menjelma dalam anganmu dengan segala cara
Maka jangan kau permalukan aku, wahai Said!
Karena aku, demi Tuhan, hanya hancur sedikit

Sedangkan dalam Syair lainnya ketika dikatakan padanya bahwa cinta telah menyesatkan dirinya dan membuatnya gila, maka tak segan segan Majnun akan menjawabnya dengan syair syair Syahdunya

“Mereka mengatakan aku telah tersesat
Duhai, mana mungkin Cinta akan menyesatkan?
Jiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas matahari
Bagiku Cinta adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mata
Remaja manakah yang dapat selamat dari api cinta?”

Dalam kisahnya, sang ayah (Syed Omri) sempat melamarkan Layla untuk sang buah hati, namun sayangnya keluarga Layla malah menolak mengingat Qais yang sudah terkenal gila akibat dari cintanya tersebut, sekalipun Ayah Layla tahu benar bahwasanya Syed Omri merupakan orang terpandang dari Kabilah Bani Amir.

Namun sayangnya, ayah Layla tidak ingin jikalau anaknya yang merupakan gadis yang paling cantik di Kabilahnya itu menikah dengan pemuda gila.

Baca Juga:  Wahai Rasulullah, Izinkan Saya untuk Berzina!

Mungkin dari kisah Layla dan Majnun akan membuat kita beranggapan bahwa tak ada yang salah jikalau para pujangga mengatakan “Cinta hanya akan membuat orang gila bahkan kadang dicap bahwasanya cinta itu buta, cinta itu tidak masuk akal bahkan bersifat egoistik

Dan akhir dari kisah cinta mereka ialah ditutupi dengan kisah tangisan darah Majnun yang ketika meratapi makam Layla akibat penantian Layla terhadap Majnun, bagaimana bisa Majnun datang menghampiri Layla jikalau Layla sendiri telah menikah dengan orang lain?

Inilah ujian cinta mereka yang pada akhirnya Majnun pun menghembuskan nafas terakhirnya di Makam Layla dan dimakamkan di dekat Makam Layla.

Kisah singkat diatas setidaknya sudah mampu menjawab perkiraan perkiraan kita terkait kisah Layla dan Majnun, apakah ia sekedar Kisah Fiktif atau Kisah yang benar adanya.

Maka jawabannya ialah Kisah Layla Majnun bukanlah kisah fiktif melainkan kisah yang benar adanya. hanya saja terkait kejelasan ceritanya memiliki versi yang sedikit berbeda beda, dan hal itu terjadi karena awal mula kisah mereka diawali dengan cerita dari mulut ke mulut dalam bentuk syair.

Wallahu a’lam bissawab


Sumber rujukan: Layla Majnun oleh Syaikh Nizami dan Kebijakan orang orang gila oleh Abu aL Qasim An Naisaburi

Rosmawati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *