Hati-hati Mendidik Anak yang Nakal, Perhatikan Hal Ini Jika Orang Tua Mau Memukulnya!

Mendidik Anak yang Nakal, Perhatikan Hal Ini Jika Orang Tua Mau Memukulnya

Pecihitam.org – Sebagai teladan umat, Rasulullah telah memberikan banyak contoh mengenai akhlak yang baik. Akhlak sebagai pemimpin terhadap rakyatnya, sebagai pedagang terhadap konsumennya, sebagai hakim terhadap terdakwa, bahkan beliau telah mencontohkan akhlak sebagai orang tua terhadap anak-anaknya dan selainnya. Secara umum, akhlak Rasulullah digambarkan dengan “uswah hasanah”.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mengenai akhlak Rasul yang mulia ini, telah diabadikan oleh-Nya dalam QS. Al-Ahzab: 21 yaitu sebagai berikut:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْءَاخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. [Al-Ahzab[33] : 21].

Termasuk akhlak dalam mendidik anak, Rasulullah tidak pernah berkata kasar terhadap mereka apalagi memukulnya. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad dari Syadad. Rasulullah kala sujud dinaiki oleh salah seorang cucunya, sehingga membuat sujudnya sangat lama.

Saat ditanya para sahabat mengenai hal tersebut, Rasulullah menjawab “Semua itu tidak terjadi melainkan anakku menaiki punggungku, dan aku tidak suka untuk mempercepat sampai dia selesai dari keinginannya.”

Baca Juga:  Cara Mendidik Anak Sesuai Rasulullah dan Doa Mengatasi Anak Nakal

Jawaban ini dilontarkan tentu dengan nada santai. Hal ini menunjukkan bahwa cara Rasul mendidik cucu (anak-anaknya) tidak dengan cara yang keras, seperti membentak dan memukul, melainkan halus dan penuh pengertian.

Namun demikian, banyak orang tua dewasa ini yang mendidik anak yang nakal dengan cara yang keras seperti membentak, mengurung dan memukulnya. Apakah cara mendidik anak seperti ini diperbolehkan oleh syariat Islam?

ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺠﻮﺯ اﻟﻀﺮﺏ ﺑﺸﺮﻭﻁ ﺃﺣﺪﻫﺎ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﺸﻲء ﻳﺠﺮﺡ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﺴﺮ اﻟﻌﻈﻢ اﻟﺜﺎﻟﺚ ﺃﻥ ﻳﻨﻔﻊ اﻟﻀﺮﺏ ﻭﻳﻔﻴﺪ ﻭﺇﻻ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ اﻟﺮاﺑﻊ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺤﺼﻞ اﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺑﺎﻟﺘﻬﺪﻳﺪ، ﻭاﻟﺘﺨﻮﻳﻒ اﻟﺨﺎﻣﺲ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻮﺟﻪ اﻟﺴﺎﺩﺱ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﻣﻘﺘﻞ اﻟﺴﺎﺑﻊ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻤﺼﻠﺤﺔ اﻟﺼﺒﻲ ﻓﺈﻥ ﺃﺩﺑﻪ اﻟﻮﻟﻲ ﻟﻤﺼﻠﺤﺘﻪ ﺃﻭ اﻟﻤﻌﻠﻢ ﻟﻤﺼﻠﺤﺘﻪ ﺩﻭﻥ ﻣﺼﻠﺤﺔ اﻟﺼﻐﻴﺮ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﻷﻧﻪ ﻳﺤﺮﻡ اﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﻓﻲ ﻣﺼﺎﻟﺤﻪ اﻟﺘﻲ ﺗﻔﻮﺕ ﺑﻬﺎ ﻣﺼﺎﻟﺢ اﻟﺼﺒﻲ اﻟﺜﺎﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻌﺪ اﻟﺘﻤﻴﻴﺰ

Baca Juga:  Mendidik Anak Sejak Usia Dini, Bekal Yang Sangat Berharga Bagi Orang Tua

Artinya: Bolehnya mendidik anak dengan cara memukulnya harus memenuhi syarat-syarat berikut ini, 1). Tidak menggunakan sesuatu yang dapat melukainya, 2). Tidak membuat tulangnya cidera (remuk, patah dan lainnya), 3). Memberikan faedah dan manfaat, jika tidak, maka dilarang keras memukulnya, 4). Memukul dilakukan jika dengan mengancam dan menakut-nakutinya tidak berhasil, 5). Tidak memukul bagian wajah, 6). Tidak dilakukan di maqtal (tempat yang berbahaya) 7). Dilakukan untuk kemaslahatan anak tersebut baik oleh orang tua maupun guru. Adapun jika dengan cara lain (yang lebih ringan) dapat mendatangkan maslahat (menimbulkan efek jera) maka memukul anak tersebut tidak diperbolehkan, 8). Dilakukan setelah tamyiz (dapat membedakan mana yang salah dan benar).

Seluruh syarat yang tercantum yang berjumlah delapan ini harus dipenuhi oleh orang tua yang hendak mendidik anak yang nakal dengan cara berlevel tinggi. Ini adalah cara pamungkas dan solusi terakhir yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya.

Jika salah satu dari ke delapan syarat ini tidak terpenuhi, maka jangan sesekali orang tua berani memukul anaknya, termasuk dengan alasan mendidiknya.

Baca Juga:  Begini Hubungan Hukum Internasional dengan Agama Menurut Para Ahli

Zaman sekarang, anak yang dididik dengan keras, seperti memukulnya, tidaklah sama sekali menimbulkan efek jera, bahkan tidak juga dengan ancaman dan menakut-nakutinya.

Mereka akan lebih patuh jika dididik dengan cara yang halus, diberikan belaian kasih sayang, perhatian dan pengertian. Hal ini dilakukan sedikit-sedikit dan dijalankan secara rutin. Atas izin Allah, cara mendidik anak seperti ini akan mendatangkan kemaslahatan yang besar.

Demikian uraian mengenai mendidik anak nakal, semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam bishshawaab.

Azis Arifin