Sepuluh Dzikir Anjuran Hujjatul Islam Imam Al-Ghozali

dzikir imam al ghozali

Pecihitam.org – Mengamalkan dzikir adalah hal penting yang tak bias ditinggalkan bagi umat Islam. Tanpa dzikir, hati seseorang akan terasa hampa dan kosong dalam hidupnya. Banyak sekali amalan-amalan dzikir dan variasinya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ada yang mengamalkan dzikir seadanya, setelah shalat fardhu saja, ada pula yang setiap hembusan nafasnya dihiasi dengan dzikir asma` Allah SWT. Imam Al-Ghozali, dalam karyanya, kitab Bidayatul Hidayah menganjurkan kita beberapa amalan dzikir dan wirid yang dapat kita baca setiap hari.

Imam al Ghozali Ia menyebutkan:

وَلْيَكُنْ مِنْ تَسَابِيْحِكَ، وَأَذْكَارِكَ عَشْرُ كَلِمَاتٍ

Artinya, “Hendaknya tasbih-tasbihmu dan dzikir-dzikirmu terdapat sepuluh kalimat,” yaitu:

Daftar Pembahasan:

Pertama:

لَا إِلهَ إِلَّا الله، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، لَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِى وَيُمِيْتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْر، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ

La ilaha illallah, wahdahu la syarika lah, lahul mulku, lahul hamdu, yuhyi wa yumitu, wa huwa ‘ala kulli syay`in qadir.

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia maha hidup tidak mati, kebaikan ada di kekuasaan-Nya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Kedua:

لا إله إلا الله الملك الحق المبين

La ilaha illallahul malikul haqqul mubin

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah yang maha menjadi raja, maha benar, maha menjelaskan.”

Ketiga:

لَا إِلَهَ إِلَّا الله الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ

Baca Juga:  Sejarah dan Keutamaan Dzikir Ratib al Attas

La ilaha illallahul wahidul qahhar, rabbus samawati wal ardhi wa ma bainahumal ‘azizul ghaffar

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah yang esa dan maha perkasa, Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang maha perkasa lagi maha pengampun.”

Keempat:

سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ، وَلَا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Subhanallah, wal hamdu lillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim.

Artinya, “Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah.”

Kelima:

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

Subbuhun quddusur rabbul malaikati war ruh

Artinya, “Maha suci, maha qudus, tuhan sekalian malaikat dan ruh (Jibril).”

Keenam:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim

Artinya, “Maha suci Allah dengan memuji-Nya, dan maha suci Allah yang maha agung.”

Ketujuh:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَا اللهُ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، وَأَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ وَالْمَغْفِرَةَ

Astaghfirullahal ‘azhim al-ladzi la ilaha illallah huwal hayyul qayyum, wa as’aluhut taubah wal maghfirah

Artinya, “Aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung, yang tiada tuhan selain Allah, Dia yang maha hidup dan yang berdiri sendiri, aku memohon tobat dan ampunan.”

Kedelapan:

اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Baca Juga:  Amalkan Doa dan Shalawat Ini Agar Terhindar dari Penyakit Berbahaya

Artinya, “Ya Allah, tidak ada yang bisa mecegah apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, tidak ada yang dapat menolak apa yang Engkau tetapkan, dan tidak bermanfaat kekayaan/kemuliaan (bagi orang yang memilikinya), hanya dari-Mu kekayaan/kemuliaan itu.”

Kesembilan:

اَللَّهُمَّ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin, wa ‘ala ali Muhammadin wa shahbihi wa sallim

Artinya, “Ya Allah curahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga serta sahabatnya, juga curahkanlah keselamatan.”

Kesepuluh:

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Bismillahil Ladzi laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi wa la fis samai wa huwas samI’ul ‘alim

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada yang dapat mencelakai segala sesuatu di bumi dan langit, Dia-lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”

Dzikir dan wirid yang dianjurkan Imam al Ghozali di atas kebanyakan sudah tidak asing lagi dan sebagian mungkin sudah sering kita baca. Dan bagi yang tidak dapat mengamalkan semuanya, setidaknya kita dapat mengamalkannya sebagian terlebih dahulu dzikir tersebuut.”

Imam Al-Ghozali menuntun kita untuk mengamalkan dzikir dan wirid ini sebagaimana penjelasannya, yaitu:

تُكَرِّرُ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْ هذِهِ الْكَلِمَاتِ إِمَّا مِائَةَ مَرَّةٍ أَوْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً، أَوْ عَشْرَ مَرَّاتٍ، وَهُوَ أَقَلُّهُ، لِيَكُوْنَ الْمَجْمُوْعُ مِائَةً. وَلَازِمْ هذِهِ الْأَوْرَادَ، وَلاَ تَتَكَلَّمْ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ؛ فَفِي الْخَبَرِ أَنَّ ذَلِكَ أَفْضَلُ مِنْ إِعْتَاقِ ثَمَانِ رِقَابِ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ عَلَى نَبِيِّنَا وَعَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَعْنِي الإِشْتِغَالَ بِالذِّكْرِ إِلَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَتَخَلَّلَهُ كَلَامٌ

Baca Juga:  Dzikir Asmaul Husna, Ini Keutamaan Membacanya

Artinya, “Engkau ulang-ulang setiap wirid dari wirid-wirid itu, entah seratus kali atau tujuh puluh kali, atau sepuluh kali dan ini paling sedikitnya agar menjadi seratus. Dawamkan wirid-wirid ini, jangan berbicara sebelum terbitnya matahari; terdapat dalam hadits, bahwasannya tidak berbicara sebelum terbitnya matahari lebih utama dari memerdekakan delapan budak dari anak turunan Nabi Ismail shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita, yang aku maksud yaitu menyibukkan dengan dzikir sampai terbitnya matahari tanpa menyelanginya dengan pembicaraan.”

Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan maksud dari keutamaan dalam hadits itu. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah bertambahnya keutamaan orang yang mengamalkan amalan dzikir yang telah disebutkan di atas.

*Disarikan dari Kitab Maraqiyul ‘Ubudiyyah Syarah Bidayah Al-Hidayah, Syekh Nawawi Al-Bantani.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik