Surah Al-Isra Ayat 1; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Isra Ayat 1

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Isra Ayat 1 ini, Sebelum kita mengetahui kandungan Ayat tersebut, terlebih dahulu kita penting memahami Surah Al-Isra itu sendiri. jadi, Surah ini dinamakan Isra yang berarti perjalanan terkait peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw ke langit.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Perjalanan ini diawali dari Mekah ke Masjidul Aqsa seperti yang telah disinggung ayat pertama dari surat ini. Lanjutan surat ini mengetengahkan tema-tema penting akidah dalam masalah tauhid, Hari Kebangkitan dan perlawanan terhadap kesyirikan, kezaliman dan penyimpangan.

Dalam peristiwa ini, perjalanan paling suci sepanjang sejarah sejatinya adalah perjalanan Rasulullah Saw ke langit dan kembalinya beliau ke bumi atau yang dikenal dengan nama Mikraj. Setelah melakukan perjalanan ini, beliau menyampaikan penyaksiannya atas keagungan langit.

Camkan bagaimana Nabi Adam as diturunkan ke bumi disebabkan pembangkangannya kepada Allah, sementara Nabi Muhammad Saw justru dinaikkan ke langit dan membawa hakikat dan makrifat yang tinggi kepada manusia.

Berdasarkan riwayat-riwayat tentang Mikraj yang disampaikan Nabi Muhammad Saw kepada umat Islam, dalam perjalanannya beliau menyaksikan dari dekat surga dan neraka serta kondisi ahli surga dan neraka. Dalam perjalanan Mikraj, Nabi sempat bertemu dengan para nabi terdahulu dan menyaksikan keajaiban penciptaan dunia.

Dasar perjalanan langit ini disepakati oleh seluruh umat Islam dan yang mengingkarinya berarti mengingkari prinsip agama. Mayoritas mazhab Islam meyakini perjalanan ini dilakukan dengan jasad dan hanya sebagian kecil yang menyebutnya hanya perjalanan rohani.

Baca Juga:  Surah Al-Mu'minun Ayat 68-75; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Isra Ayat 1

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Terjemahan: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Tafsir Jalalain: سُبْحَانَ (Maha Suci) artinya memahasucikan الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ (Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. لَيْلًا (pada suatu malam) lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu,

مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى (dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan Masjidilaksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ (yang telah Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami.

إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) artinya yang mengetahui semua perkataan dan pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan nikmat-Nya kepadanya dengan memperjalankannya di suatu malam; di dalam perjalanan itu antara lain ia sempat berkumpul dengan para nabi; naik ke langit; melihat keajaiban-keajaiban alam malakut dan bermunajat langsung dengan Allah swt.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 110-111; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memuji diri-Nya sendiri, mengagungkan kedudukan-Nya, karena kekuasaan-Nya ata apa yang tidak dikuasai oleh siapapun selain Dia. dengan demikian, tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] selain Dia dan tidak pula ada Rabb selain diri-Nya saja.

الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ (Yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Muhammad. لَيْلًا (pada suatu malam) yakni pada sebagian malam. مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ (Dari masjidil Haram) yaitu masjid di Makkah. إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى (Menuju ke Masjidil Aqsha) yaitu Baitul Maqdis yang terletak di Iliya yang merupakan pusat para Nabi dari sejak Nabi Ibrahim al-Khalil as.

Oleh karena itu, mereka berkumpul di sana untuknya. Beliau [Ibrahim] menjadi imam mereka di tempat dan rumah mereka semua. Dengan demikian menunjukkan, beliau adalah seorang imam yang besar, dan pemimpin terdepan –shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada mereka.

Dan firman-Nya: الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَ (Yang telah Kami berkahi sekelilingnya.) yakni berbagai tanaman dan buah-buahan. لِنُرِيَهُ (Agar Kami perlihatkan kepadanya) yakni Muhammad saw. مِنْ آيَاتِنَا (Sebagian dari tanda-tanda Kami) yakni kebesaran Kami.

Firman Allah: إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (Sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamelihat) maksudnya, Mahamendengar perkataan hamba-hamba-Nya; baik yang beriman maupun yang kafir, perkataan yang membenarkan maupun yang mendustakan. Dan Mahamelihat, sehingga Dia berikan kepada masing-masing mereka segala yang menjadi haknya di dunia dan di akhirat.

Baca Juga:  Surah Al-Isra' ayat 85; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Ayat ini menyebutkan terjadinya peristiwa Isra’, yaitu perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa di waktu malam. Sedangkan peristiwa Mi’raj, yaitu naiknya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mustawa) tidak diisyaratkan oleh ayat ini, tetapi diisyaratkan dalam Surah an-Najm.

Hampir seluruh ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa Isra’ terjadi setelah Nabi Muhammad diutus menjadi rasul. Peristiwanya terjadi satu tahun sebelum hijrah. Demikian menurut Imam az-Zuhri, Ibnu Sa’ad, dan lain-lainnya. Imam Nawawi pun memastikan demikian.

Bahkan menurut Ibnu hazm, peristiwa Isra’ itu terjadi di bulan Rajab tahun kedua belas setelah pengangkatan Muhammad menjadi nabi. Sedangkan al-hafidh ‘Abdul Gani al-Maqdisi memilih pendapat yang mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj tersebut terjadi pada 27 Rajab, dengan alasan pada waktu itulah masyarakat melaksanakannya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Isra Ayat 1 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S