Surah Al-Fath Ayat 4-7; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Fath Ayat 4-7

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Fath Ayat 4-7 ini, menerangkan bahwa Allah menganugerahkan nikmat-Nya dengan menanamkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, terutama dalam hati para sahabat yang ikut bersama Rasulullah saw dalam Perjanjian Hudaibiyyah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dengan ketenangan hati itu, para sahabat patuh kepada hukum Allah dan keputusan Rasul-Nya. Dengan ketenangan hati itu juga, Allah menambah iman para sahabat.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Fath Ayat 4-7

Surah Al-Fath Ayat 4
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Terjemahan: Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,

Tafsir Jalalain: هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ (Dialah yang telah menurunkan ketenangan) yakni ketenteraman فِى قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡ (ke dalam kalbu orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka) kepada syariat-syariat agama, yaitu sewaktu turun salah satu daripadanya mereka langsung beriman antara lain ialah syariat berjihad.

وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi) jika Dia menghendaki untuk menolong agama-Nya tanpa kalian, niscaya Dia dapat melakukannya وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا (dan adalah Allah Maha Mengetahui) semua makhluk-Nya حَكِيمًا (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat demikian.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ (“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati”) maksudnya, Dia menjadikan ketenteraman. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas. Qatadah mengatakan: “Yakni, ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, yaitu para shahabat Rasulullah saw.

pada saat terjadinya perjanjian Hudaibiyyah. Mereka itulah yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya serta tunduk kepada hukum Allah dan Rasul-Nya. Setelah hati mereka tenang dan teguh, maka keimanan mereka terus bertambah. Imam al-Bukhari dan juga imam yang lain telah menjadikan ayat tersebut sebagai dalil tentang adanya tingkatan keimanan di dalam hati.

Kemudian Allah menyebutkan bahwa jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan memenangkan mereka dari orang-orang kafir. Dia berfirman: وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ (“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi.”) maksudnya, seandainya Dia mengirimkan satu malaikat saja kepada mereka, niscaya mereka semua akan binasa, tetapi Allah Ta’ala mensyariatkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk berjihad dan berperang, karena di dalamnya terkandung hikmah yang sangat dalam dan hujjah yang sangat kuat serta bukti yang kongrit.

Oleh karena itu Allah yang keagungan-Nya sangat mulia berfirman: وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (“Dan adalah Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.”)

Tafsir Kemenag: Allah menganugerahkan nikmat-Nya dengan menanamkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, terutama dalam hati para sahabat yang ikut bersama Rasulullah saw dalam Perjanjian Hudaibiyyah. Dengan ketenangan hati itu, para sahabat patuh kepada hukum Allah dan keputusan Rasul-Nya. Dengan ketenangan hati itu juga, Allah menambah iman para sahabat.

Imam al-Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu tidak sama kadarnya dalam setiap hati orang beriman, ada yang tebal, ada yang sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu, iman dapat pula bertambah dan berkurang pada diri seseorang.

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman ialah menghilangkan perbedaan pendapat yang terjadi di antara para sahabat Rasulullah saw tentang Perjanjian Hudaibiyyah.

Dengan timbulnya ketenangan hati, semua sahabat Nabi akhirnya mengikuti keputusan Rasulullah. Diriwayatkan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab termasuk di antara sahabat yang tidak menyetujui Perjanjian Hudaibiyyah sehingga beliau berkata,

“Bukankah kita pada jalan yang hak, sedangkan mereka di jalan yang batil?” Dengan rahmat Allah, perbedaan pendapat itu hilang. Para sahabat menyadari kebenaran pendapat Rasulullah saw, termasuk ‘Umar bin al-Khaththab yang akhirnya menyetujui pendapat Rasulullah.

Ayat ini dapat berarti umum dan dapat pula berarti khusus. Dalam arti umum, ayat ini berarti bahwa Allah akan menanamkan ketenangan hati, kesabaran, dan ketabahan bagi setiap orang yang beriman sehingga tidak ada lagi perbedaan pendapat di antara mereka yang dapat menimbulkan perpecahan. Hanya orang-orang yang kurang imannya saja yang mudah berselisih dengan orang yang beriman lainnya.

Baca Juga:  Surah Al-Fath Ayat 11-14; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sedangkan arti khususnya adalah bahwa Allah menimbulkan ketenangan hati pada setiap orang yang bersama Rasulullah saw dalam menghadapi Perjanjian Hudaibiyyah. Arti khusus inilah yang dimaksud dalam ayat ini karena ini yang sesuai dengan sebab turunnya.

Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengatur dan menguasai langit dan bumi. Dia mempunyai “tentara langit” dan “tentara bumi”, yang dapat melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Tidak ada satu pun dari tentara-Nya yang mengingkari perintah-Nya.

Di antara “tentara-tentara” itu ada yang berupa malaikat, binatang, angin topan, gempa yang dahsyat, banjir, aneka rupa penyakit, dan sebagainya. Jika Allah menghendaki, Dia dapat menghancurkan segala sesuatu dengan satu macam tentara-Nya saja termasuk menghancurkan setan. Tetapi Dia tidak berbuat demikian, bahkan Dia memerintahkan kepada kaum Muslimin agar berjihad dan berperang di jalan-Nya.

Semuanya itu ditetapkan sesuai dengan hikmah, tujuan, dan kemaslahatan yang diketahui-Nya, sedangkan manusia boleh jadi tidak mengetahuinya.

Tafsir Quraish Shihab: Allahlah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin supaya bertambah keyakinan mereka di samping keyakinan yang telah ada. Hanya milik Allahlah tentara langit dan bumi, dan Dia yang mengatur semua itu sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu lagi Maha Bijaksana dalam mengatur segala sesuatu.

Surah Al-Fath Ayat 5
لِّيُدۡخِلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِهِمۡ وَكَانَ ذَٰلِكَ عِندَ ٱللَّهِ فَوۡزًا عَظِيمًا

Terjemahan: supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah,

Tafsir Jalalain: لِّيُدۡخِلَ (Supaya Dia memasukkan) lafal Liyudkhila ini berta’alluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yakni Dia memerintahkan berjihad supaya memasukkan ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِهِمۡ وَكَانَ ذَٰلِكَ عِندَ ٱللَّهِ فَوۡزًا عَظِيمًا (orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah.).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: لِّيُدۡخِلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا (“Supaya Dia memasukkan mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.”)

Telah dikemukakan sebelumnya, hadits Anas bin Malik ketika para shahabat berkata: “Selamat bagimu, ya Rasulallah. Ini adalah janji Allah untukmu, maka apakah yang telah dijanjikan Allah untuk kami?” maka Allah menurunkan ayat:

لِّيُدۡخِلَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا (“Supaya Dia memasukkan mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.”) yakni menetap di dalamnya selama-lamanya.

وَيُكَفِّرَ عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِهِمۡ (“Dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka.”) yakni berbagai kesalahan dan dosa-dosa mereka, sehingga Dia tidak akan menghukum mereka atas kesalahan dan dosa tersebut, tetapi Dia memberi maaf dan ampunan, menutupi, menyayangi dan mensyukuri.

وَكَانَ ذَٰلِكَ عِندَ ٱللَّهِ فَوۡزًا عَظِيمًا (“Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah.”) hal itu sebagaimana firman-Nya yang lain: فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَ (“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung.”)(Ali ‘Imraan: 185).

Tafsir Kemenag: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Bukhari bahwa Anas bin Malik bertanya kepada Rasulullah saw mengenai turunnya ayat 1 sampai dengan ayat 3 surah ini, dalam perjalanan pulang ke Medinah, setelah Perjanjian Hudaibiyyah. Rasulullah saw berkata,

“Sesungguhnya telah turun kepadaku ayat yang lebih aku suka daripada apa yang ada di permukaan bumi ini.” Kemudian beliau membacanya. Para sahabat berkata, “Alangkah baiknya ya Rasulullah, sesungguhnya telah diterangkan apa yang akan dianugerahkan kepada engkau, tetapi apakah yang akan dianugerahkan Allah kepada kami?” Maka turunlah ayat ini, yang menerangkan anugerah yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman.

Baca Juga:  Surah Al A'la; Tafsir, Asbabun Nuzul dan Terjemahan

Kaum Muslimin yang membaiat Nabi Muhammad dan menerima Perjanjian Hudaibiyyah memperoleh tambahan nikmat dari Allah yang lebih besar lagi dengan menghapus dosa kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat dan menyediakan tempat yang penuh kebahagiaan bagi mereka di surga. Hal itu merupakan kemenangan yang besar bagi mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Semua itu agar Allah memasukkan orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, dan Rasul-Nya ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai di bawahnya dan mereka hidup kekal di dalamnya. Juga agar Dia menghapus segala kesalahan mereka.

Balasan itu di sisi Allah merupakan keberuntungan yang besar. Juga agar Dia menyiksa orang-orang munafik, laki-laki dan perempuan, serta orang-orang musyrik, laki-laki dan perempuan, yang berburuk sangka kepada Allah dengan menyangka bahwa Allah tidak akan membela Rasul-Nya.

Mereka akan mendapat kebinasaan yang buruk dan mereka tidak akan dapat lepas darinya. Allah memurkai mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya serta menyediakan untuk mereka neraka jahanam sebagai tempat kembali yang amat buruk untuk menyiksa mereka.

Surah Al-Fath Ayat 6
وَيُعَذِّبَ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَٰتِ ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِ عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِ وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ وَلَعَنَهُمۡ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا

Terjemahan: dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.

Tafsir Jalalain: وَيُعَذِّبَ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَٰتِ ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِ (Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah) dapat dibaca As-Sau’ atau As-Suu’ dan demikian pula pada ayat selanjutnya. Mereka berprasangka bahwa Allah pasti tidak akan menolong Nabi Muhammad saw. dan orang-orang mukmin.

عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِ (Mereka akan mendapat giliran yang amat buruk) yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ (dan Allah memurkai mereka dan mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya وَلَعَنَهُمۡ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا (serta menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling buruk.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَيُعَذِّبَ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَٰتِ ٱلظَّآنِّينَ بِٱللَّهِ ظَنَّ ٱلسَّوۡءِ (“Dan supaya Dia mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah.”) maksudnya mereka menuduh Allah Ta’ala curang dalam hukum-Nya dan mereka terus mengincar Rasulullah saw. dan para shahabatnya untuk mereka bunuh dan binasakan secara keseluruhan.

Oleh karena itu Allah berfirman: عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِ وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ وَلَعَنَهُمۡ (“Mereka akan mendapat giliran [kebinasaan] yang sangat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka.”) yakni menjauhkan mereka dari rahmat-Nya. وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَهَنَّمَ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا (“Serta menyediakan bagi mereka neraka jahanam. Dan [neraka jahanam] itulah sejahat-jahatnya tempat kembali.”)

Tafsir Kemenag: Baiat kaum Muslimin kepada Nabi, dan penerimaan Perjanjian Hudaibiyyah, dijadikan Allah sebagai alasan untuk:

  1. Mengazab orang-orang munafik dan orang-orang musyrik, baik laki-laki maupun perempuan, berupa kekalahan di dunia di samping timbulnya kebingungan, ketakutan, dan kesedihan pada diri mereka karena melihat kemenangan kaum Muslimin atas mereka, ditawannya sebagian mereka oleh orang-orang yang beriman, terbunuhnya sebagian keluarga mereka dalam peperangan, dan sebagainya. Semula mereka menyangka pasti akan menang dan mengalahkan kaum Muslimin, bahkan sanggup membunuh semuanya. Mereka pada waktu itu yakin bahwa keadaan mereka lebih baik daripada keadaan kaum Muslimin. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya dan segala macam penyesalan mereka itu tidak ada gunanya.
  2. Memurkai mereka sehingga kehidupan mereka celaka di dunia dan di akhirat.
  3. Melaknat mereka sehingga mereka tersiksa hidup di dunia.
  4. Memasukkan mereka ke dalam neraka Jahanam.

Dalam ayat ini, “orang-orang munafik” disebut lebih dahulu daripada “orang-orang musyrik”. Hikmahnya ialah untuk menekankan bahwa orang-orang munafik lebih banyak menimbulkan kerugian bagi orang-orang yang beriman, dibandingkan dengan orang-orang musyrik.

Orang munafik merupakan musuh yang tidak tampak dan sukar dihadapi, sedangkan orang-orang musyrik adalah musuh yang tampak dengan jelas sehingga mudah menghadapinya. Sehubungan dengan sikap orang-orang munafik ini, Allah berfirman:

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 110; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Bahkan (semula) kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin sekali-kali tidak akan kembali lagi kepada keluarga mereka selama-lamanya dan dijadikan terasa indah yang demikian itu di dalam hatimu, dan kamu telah berprasangka dengan prasangka yang buruk, karena itu kamu menjadi kaum yang binasa. (al-Fath/48: 12)

Di samping bencana, orang-orang munafik dan orang-orang musyrik juga akan menerima kemurkaan Allah, dijauhkan dari rahmat-Nya, dan disediakan neraka Jahanam yang membakar hangus mereka di akhirat nanti. Neraka Jahanam itu adalah tempat paling buruk yang disediakan bagi mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Semua itu agar Allah memasukkan orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, dan Rasul-Nya ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai di bawahnya dan mereka hidup kekal di dalamnya. Juga agar Dia menghapus segala kesalahan mereka.

Balasan itu di sisi Allah merupakan keberuntungan yang besar. Juga agar Dia menyiksa orang-orang munafik, laki-laki dan perempuan, serta orang-orang musyrik, laki-laki dan perempuan, yang berburuk sangka kepada Allah dengan menyangka bahwa Allah tidak akan membela Rasul-Nya.

Mereka akan mendapat kebinasaan yang buruk dan mereka tidak akan dapat lepas darinya. Allah memurkai mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya serta menyediakan untuk mereka neraka jahanam sebagai tempat kembali yang amat buruk untuk menyiksa mereka.

Surah Al-Fath Ayat 7
وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

Terjemahan: Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya حَكِيمًا (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat demikian.

Tafsir Ibnu Katsir: Selanjutnya Allah berfirman menegaskan kemampuan-Nya untuk membalas musuh-musuh Islam dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang munafik: وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”)

Tafsir Kemenag: Diriwayatkan bahwa setelah Perjanjian Hudaibiyyah, Ibnu Ubay berkata, “Apakah Muhammad mengira bahwa setelah terjadi perdamaian Hudaibiyyah, ia tidak mempunyai musuh lagi? Bukankah masih ada kerajaan Persia dan Romawi?” Maka turunlah ayat ini yang menerangkan bahwa Allah mempunyai tentara langit dan bumi, yang dapat mengalahkan tentara atau kekuatan apa pun jika Dia menghendakinya.

Orang-orang munafik dan orang-orang musyrik tidak akan dapat menantang kekuasaan dan kehendak Allah karena Dia mempunyai tentara yang kuat di langit dan di bumi, yang terdiri dari malaikat, jin, manusia, petir yang dahsyat, angin kencang, banjir, gempa yang dahsyat, dan sebagainya. Semuanya itu dapat dikerahkan Allah kapan saja Dia kehendaki untuk menghancurkan orang-orang yang ingkar kepada-Nya.

Dalam ayat 4 telah diterangkan pula bahwa Allah mempunyai tentara di langit dan di bumi. Dalam ayat ini diulang lagi perkataan tersebut. Fungsinya ialah untuk menjelaskan bahwa Allah mempunyai tentara untuk menyampaikan rahmat dan menurunkan azab-Nya. Ayat 4 menerangkan tentara yang menyampaikan nikmat, sedangkan ayat ini menerangkan tentara yang menurunkan azab.

Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa Allah Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan dan menandingi-Nya. Dia Mahabijaksana melakukan segala macam tindakan sesuai dengan faedah dan manfaatnya.

Tafsir Quraish Shihab: Kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi, dan Dia yang mengatur semua itu dengan bijak menurut kehendak-Nya. Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu lagi Mahabijaksana dalam mengatur.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Fath Ayat 4-7 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S