Surah Fatir Ayat 38-39; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Fatir Ayat 38-39

Pecihitam.org – Kandungan Surah Fatir Ayat 38-39 ini, memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar memberi peringatan keras kepada orang-orang musyrik bahwa Allah Maha Mengetahui segala apa yang mereka sembunyikan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, yang dapat diartikan sebagai penguasa, manusia diberi kemampuan untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya guna kesejahteraan hidup mereka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Fatir Ayat 38-39

Surah Fatir Ayat 38
إِنَّ ٱللَّهَ عَٰلِمُ غَيۡبِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

Terjemahan: Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱللَّهَ عَٰلِمُ غَيۡبِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ (Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati) yang tersimpan di dalam kalbu, ini berarti bahwa pengetahuan Allah tentang hal ikhwal manusia yang lahir lebih mengetahui.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang pengetahuan-Nya terhadap hal-hal yang ghaib di langit dan di bumi serta mengetahui apa saja yang disimpan dalam rahasia dan disembunyikan di dalam hati sanubari. Dia akan membalas setiap pelaku sesuai dengan apa yang dilakukannya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar memberi peringatan keras kepada orang-orang musyrik bahwa Allah Maha Mengetahui segala apa yang mereka sembunyikan. Allah juga Maha Mengetahui perasaan yang terkandung dalam hati mereka, dan rencana apa yang akan mereka kerjakan.

Allah pulalah yang mengetahui segala yang tak terlihat oleh pancaindra manusia, baik yang ada di langit maupun di bumi. Oleh karena itu, hendaklah orang-orang musyrik itu merasa takut kepada Allah, sebab segala gerak-gerik mereka di bawah pengawasan-Nya.

Segala yang mereka rencanakan untuk menipu rasul dan melenyapkan kebenaran agama-Nya di bumi ini, atau usaha mereka untuk membantu sekutu mereka dalam menuhankan berhala, pasti diketahui Allah.

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 56-60; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah Mengetahui segala perasaan yang terkandung dalam hati manusia, dan perbuatan apa saja yang mereka kerjakan. Firman Allah “Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang ada dalam dada manusia” mengisyaratkan kepada pengertian sekalipun orang-orang kafir diberi kesempatan untuk hidup lebih lama lagi, namun mereka tidak akan meninggalkan kekufurannya. Oleh karena itu, sia-sia Allah memanjangkan umurnya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala kegaiban di langit dan bumi. Tidak ada satu hal pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Maka seandainya permohonan kalian untuk kembali ke dunia dikabulkan, kalian akan kembali lagi melanggar segala larangan-Nya. Sesungguhnya Allah Mahatahu setiap kecenderungan yang ada di dalam dada.

Surah Fatir Ayat 39
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَمَن كَفَرَ فَعَلَيۡهِ كُفۡرُهُۥ وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ إِلَّا مَقۡتًا وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ إِلَّا خَسَارًا

Terjemahan: Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.

Tafsir Jalalain: هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ فِى ٱلۡأَرۡضِ (Dialah yang menjadikan kalian khalifah-khalifah di muka bumi) lafal Khalaa-if adalah bentuk jamak dari Khaliifah, yakni Dia mengganti sebagian di antara kalian dengan sebagian yang lain, yaitu generasi demi generasi.

فَمَن كَفَرَ (Barang siapa yang kafir) di antara kalian فَعَلَيۡهِ كُفۡرُهُۥ (maka kekafirannya menimpa dirinya sendiri.) وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ إِلَّا مَقۡتًا (Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Rabbnya) Dia akan bertambah murka kepadanya وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ إِلَّا خَسَارًا (dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka) di akhirat kelak.

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 32; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman: هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ فِى ٱلۡأَرۡضِ (“Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.”) yaitu suatu kaum menggantikan kaum lain yang sebelumnya, dan suatu generasi menggantikan generasi lain sebelumnya.

فَمَن كَفَرَ فَعَلَيۡهِ كُفۡرُهُۥ (“Barang siapa kafir, maka [akibat] kekafirannya menimpa dirinya sendiri.”) yaitu bahaya kekufurannya itu hanya akan kembali kepada dirinya sendiri, bukan kepada orang lain.

وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ إِلَّا مَقۡتًا (“Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Rabb mereka.”) yaitu setiap kali mereka terus berada dalam kekufufan mereka, maka setiap kali itu pula Allah murka kepada mereka, dan setiap kali mereka terus berada di dalamnya, setiap kali itu pula mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari kiamat.

Berbeda dengan orang-orang yang beriman yang mana setiap kali salah seorang di antara mereka bertambah umurnya dan baik amalnya, maka setiap kali itu pula meningkat derajat dan kedudukannya di dalam surga, bertambah pahalanya, serta dicintai oleh Penciptanya, Rabb semesta alam.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menegaskan bahwa manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, yang dapat diartikan sebagai penguasa, manusia diberi kemampuan untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya guna kesejahteraan hidup mereka.

Sebagian ahli tafsir menerangkan maksud khala’if fi al-ardh ialah sebagian manusia menggantikan manusia yang lain, satu generasi menggantikan generasi lain agar mereka mengambil pelajaran karena Allah telah membinasakan umat terdahulu disebabkan dosa yang mereka lakukan.

Semuanya bertujuan agar mereka menyadari siapakah mereka itu sebenarnya. Rasa keinsafan demikian insya Allah akan mendorong untuk mensyukuri segala nikmat-Nya yang tidak terhingga, mengesakan-Nya dari segala perbuatan dan kepercayaan yang berbau syirik, serta menaati segala perintah-Nya.

Baca Juga:  Surah Fatir Ayat 19-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Semakin bertambah rasa kekafiran itu dalam lubuk hati mereka, makin bertambah pula kemarahan dan kemurkaan Allah. Akan tetapi, tidaklah berarti bahwa hal demikian akan mengurangi kebesaran dan keagungan Allah, sebab Dia tidak memerlukan puji dan syukur manusia untuk keagungan dan kemuliaan-Nya, seperti bunyi ayat:

Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji. (Luqman/31: 12)

Sebaliknya, kerugian akan menimpa mereka di hari akhirat kelak karena tidak mau kembali ke jalan yang benar, dan tetap berada dalam kekafiran. Mereka kekal dalam siksaan api neraka Jahanam seperti diuraikan di atas. Sengaja kalimat, “tidaklah menambah kekafiran itu bagi orang-orang kafir” disebutkan dua kali karena mengandung maksud bahwa kufur yang menimbulkan kemarahan Allah dan kufur yang mendatangkan kerugian, keduanya terpisah dan mengandung makna sendiri-sendiri.

Tafsir Quraish Shihab: Allahlah yang menjadikan sebagian kalian mewarisi yang lain untuk membangun dan mengolah bumi. Dari itu, Dia berhak mendapatkan rasa syukur, bukannya kekufuran. Maka barangsiapa yang mengingkari Allah, dia akan mendapatkan dosa akibat kekufurannya. Di sisi Allah, sikap kufur mereka itu tidak menghasilkan apa-apa kecuali semakin bertambahnya murka Allah. Kekufuran mereka itu hanya menghasilkan kerugian yang besar.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Fatir Ayat 38-39 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S