Surah Hud Ayat 41-43; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Hud Ayat 41-43

Pecihitam.org – Kandungan Surah Hud Ayat 41-43 ini menceritakan bahwa setelah tanda-tanda azab dan siksaan Allah terlihat jelas berupa semakin tingginya air banjir bandang, maka Nabi Nuh as memerintahkan orang-orang mukmin agar segera naik ke dalam bahtera.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nabi Nuh menyuruh orang-orang mukmin itu memohon rahmat dan ampunan Allah Swt, satu-satunya Zat yang memiliki kekuasaan untuk menyelamatkan mereka dari amukan banjir bandang raksasa itu.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 41-43

Surah Hud Ayat 41
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Terjemahan: Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir Jalalain: وَقَالَ (Dan ia berkata) yakni Nabi Nuh ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا (“Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.”) artinya sewaktu berlayar dan sewaktu berlabuh. إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) di mana Dia tidak membinasakan kami.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya memberi kabar tentang Nuh as, bahwa sesungguhnya Allah berfirman kepada orang-orang yang diperintah membawanya (naik) ke dalam perahu bersamanya:

ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا (Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya) Maksudnya, dengan (menyebut) nama Allah untuk perjalanannya di atas permukaan air dan dengan (menyebut) nama Allah untuk akhir perjalanannya, yaitu waktu pendaratannya.

Allah Ta’ala berfirman: “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zhalim. Dan berdoalah: ‘Ya Rabbku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi tempat.’” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)

Firman-Nya: إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (Sesungguhnya Rabbku benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang) Hal ini berhubungan dengan penyebutan tentang pembalasan terhadap orang-orang kafir, yaitu dengan menenggelamkan mereka semuanya, Allah menyebutkan bahwa sesungguhnya Dia adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang, sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya Rabbku amat cepat siksa-Nya,dan sesungguhnya Allah adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-A’raf: 167)

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 7-8; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Setelah menyiapkan bahtera, Nuh pun berkata kepada kaumnya yang beriman, “Naiklah kalian semua ke dalam bahtera sambil berharap dengan menyebut nama Allah, saat layar dipancangkan maupun saat berlabuh; saat naik maupun turun. Aku berharap agar Allah mengampuni keteledoran kalian, sebagaimana aku berdoa agar kalian mendapatkan rahmat-Nya. Sesungguhnya ampunan dan rahmat itu adalah wewenang Allah semata.”

Surah Hud Ayat 42
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

Terjemahan: Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”

Tafsir Jalalain: وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ (Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung) menggambarkan tentang tinggi dan besarnya gelombang.

وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ (Dan Nuh memanggil anaknya) yaitu Kan’an وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ (sedangkan anaknya itu berada di tempat yang jauh) dari bahtera يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (“Hai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”)

Tafsir Ibnu Katsir: وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ (Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung) Maksudnya, perahu itu berjalan membawa mereka di atas permukaan air yang (tingginya) telah melebihi semua daratan bumi hingga menutupi puncak-puncak gunung. Dan perahu ini berjalan di atas air dengan izin Allah, pengayoman-Nya, perlindungan-Nya, pertolongan-Nya dan anugerah-Nya.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 89-90; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ (Dan Nuh memanggil anaknya) dan ayat seterusnya. Anaknya ini adalah anak yang ke empat yang bernama Yaam, dia adalah kafir, ayahnya memanggilnya untuk naik perahu dan beriman bersama-sama mereka dan agar tidak tenggelam sebagaimana orang-orang kafir tenggelam.

Tafsir Quraish Shihab: Setelah semuanya naik, bahtera itu pun berlayar di atas gelombang yang menggunung tinggi. Di saat bahtera mulai bergerak, Nûh, dengan sikap kebapakan, mengingatkan putranya yang tidak mau menerima ajakannya, seraya berkata, “Wahai anakku, naiklah bersamaku. Janganlah kamu termasuk mereka yang menentang agama Allah!”

Surah Hud Ayat 43
قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

Terjemahan: Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

Tafsir Jalalain: قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي (Anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara diriku) yang dapat menyelamatkan diriku

مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ (dari air bah ini.” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah) dari siksaan-Nya إِلَّا (selain) kecuali hanya مَنْ رَحِمَ (Zat Yang Maha Penyayang.”) yaitu Allah sendiri, hanya Dialah yang dapat menolong. Selanjutnya Allah berfirman mengisahkan kelanjutannya.

وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.)

Tafsir Ibnu Katsir: قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ (Anaknya menjawab: Aku akan mencari perlindungan ke gunung yan dapat memeliharaku dari air bah.) Dia yakin karena kebodohannya, bahwa air bah tidak akan sampai ke puncak gunung, dan bahwa dia akan aman di sana dari bahaya ketenggelaman.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 100-101; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Maka ayahnya, Nuh as. berkata kepadanya: قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ (Tidak ada yang melindungi hari ini dari adzab Allah, selain Allah [saja] yang Mahapenyayang) maksudnya, pada hari ini [hari ketika terjadinya air bah] tidak ada satupun yang dapat melindungi diri dari siksa Allah.

Dikatakan bahwa, kata “عَاصِم” [pelindung] mempunyuai arti “ma’shuumun” (yang dilindungi), sebagaimana dikatakan “thaa’imun” [pemberi makan] dan kalimat “kaasan” (pemberi pakaian) mempunyai arti “math’uumun” (yang diberi pakaian), dan “maksuu” [yang diberi pakaian].

وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (Dan gelombang menjadi penghalang di antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan).

Tafsir Quraish Shihab: Tetapi putranya tidak mau mendengarkan kata-kata bapaknya yang penuh kasih ini, dan berkata, “Aku akan mencari tempat untuk berlindung dari air bah ini!” Maka Nuh, yang mengetahui keputusan Allah terhadap orang-orang yang berbuat maksiat, berkata;

“Wahai putraku, tak ada yang dapat menghalangi ketentuan Allah tentang penenggelaman orang-orang yang zalim itu!”

Akhirnya, putranya yang tidak mendengarkan nasihat bapaknya ini tenggelam ditelan gelombang yang tinggi. Dan dia termasuk orang-orang yang tenggelam, binasa dan menentang Allah.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Hud Ayat 41-43 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S